jpnn.com - JAKARTA - Kuasa hukum masyarakat Kampung Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara, Yusril Ihza Mahendra meminta Pemerintah Provinsi DKI agar menahan diri dan tidak memaksakan kehendak menggusur pemukiman padat penduduk itu. Menurutnya, sikap menahan diri penting demi mendinginkan suasana dan mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Yusril mengatakan hal itu setelah Sekda DKI, Saefullah gagal menjalin kesepakatan dengan warga saat berdialog di Kantor Camat Penjaringan, Senin (2/5) malam. Dalam dialog itu Saefullah menawarkan bantuan uang Rp 1 miliar ke warga yang akan digusur.
BACA JUGA: Lagi, Bos Kebon Sirih Digarap KPK
"Usai dialog, Saefullah memaksakan diri datang ke Luar Batang mau menyerahkan bantuan uang Rp 1 miliar. Kedatangan Saefullah akhirnya menimbulkan insiden pemukulan terhadap seorang anggota Satpol PP yang mengawalnya,” ujar Yusril, Selasa (3/5).
Sebelumnya, Saefullah dalam dialog memang menegaskan rencana Pemprov DKI menggusur pemukiman di Luar Batang serta menjadikannya sebuah plaza dan tempat parkir yang luas. Tentu saja warga menolak rencana itu.
BACA JUGA: Mesra di Istana, Ahok dan Harry Dipuji
“Warga hanya menginginkan perbaikan dan penataan lingkungan, bukan mengusir mereka dari kampung yang mempunyai situs penyebaran Islam dan sudah ada sejak lebih dari 300 tahun silam itu," ujar Yusril.
Di sisi lain, bakal calon gubernur DKI itu juga mengajak warga Luar Batang agar menahan diri dan berdoa. Tujuannya agar Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok melunak.
BACA JUGA: Kagetnya Djarot Lihat Data Ketimpangan Ekonomi Jakarta
"Secara pribadi saya mengajak warga agar bermunajat kepada Allah Swt, memohon supaya melunakkan hati Gubernur DKI Pak Ahok, sehingga beliau berbuat adil dan manusiawi terhadap warga Luar Batang," ujar Yusril.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu di Istana, Ahok dan Ketua BPK Kok Mesra?
Redaktur : Tim Redaksi