jpnn.com - JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) meluncurkan Gerakan Sejuta Tanda Tangan Tolak Politik Uang Pada Pilkada. Peluncuran gerakan itu ditandai dengan pembentangan kain putih sepanjang 300 meter dengan lebar sekitar 50 sentimeter persis depan kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (14/8), bersamaan dengan acara car free day (CFD).
Gerakan Sejuta Tanda Tangan Tolak Politik Uang Pada Pilkada merupakan bagian dari Gebyar Sosialisasi Akbar Pengawasan Partisipatif Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Peluncurannya yang dilaksanakan saat car free day dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat yang ingin berpartisipasi memberi dukungan pada gerakan itu.
BACA JUGA: Kabarnya..Pekan Depan Komjen BG Fit and Proper Test jadi Kepala BIN
Masyarakat pun terlihat sangat antusias. Mereka bahkan rela antre demi menyatakan dukungan.
Bahkan banyak yang tak sekadar membubuhkan tanda tangan, tapi juga menyampaikan harapan. Yakni agar pelaksanaan pilkada serentak 2017 jauh dari politik uang.
BACA JUGA: Ini Penjelasan Istana Soal Dwi Kewarganegaraan Menteri ESDM
Menurut Ketua Bawaslu Muhammad, sosialisasi pengawasan dan gerakan tolak politik uang dilakukan karena sukses pilkada merupakan tanggung jawab bersama, terutama dari masyarakat selaku pemilik suara. Karena itu Bawaslu mengajak masyarakat untuk menyukseskan pengawasan pilkada.
“Pemilu ini tak boleh eksklusif punya Bawaslu, KPU atau parpol. Pemilu ini milik rakyat. Jadi kami ingin menggugah kesadaran masyarakat melaksakan program pengawasan partisipatif dalam sosialisasi akbar ini supaya masyarakat ikut serta," ujar Muhammad.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Boy Rafli Pastikan Kapolri Tak Mau Kompromi dengan Jaringan Fredi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditanya soal Paspor AS, Archandra Tahar Jawabnya Begini
Redaktur : Tim Redaksi