jpnn.com - KOPI adalah minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji kopi yang dikeringkan. Kemudian dihaluskan untuk menjadi bubuk.
Nah, kopi sendiri memiliki ragam jenis. Mulai dari arabika hingga robusta.
BACA JUGA: Sempat Salah Turunkan Penumpang, Seperti ini Penjelasan AirAsia
Dari kopi yang dijual di angkringan dengan harga merakyat, hingga kopi yang dijual di kedai kopi dengan harga jauh lebih mahal. Minum kopi di kedai kopi kini sudah menjadi gaya hidup bagi kaum urban.
Bagaimana tidak, kini minum kopi bukan sekadar kegiatan minum, melainkan untuk membeli sebuah tempat nyaman untuk keperluan bisnis atau sekadar mengobrol.
BACA JUGA: Golkar Dukung Pemerintah, PDIP: Tidak Ada yang Gratis
Starbucks menjadi salah satu pemain kedai kopi asal Amerika Serikat yang termasuk terkenal di Indonesia.
Kedai kopi terbesar di dunia ini memiliki lebih dari 20 ribu kedai di 65 negara. Di Indonesia sendiri, kedai Starbucks pertama muncul pada 2002 di Plaza Indonesia. Pada akhir 2014, Starbucks sudah memiliki 200 kedai di beberapa kota besar.
BACA JUGA: Kehadirannya Gegerkan Paripurna, Fahri Cuma Cengengesan
Dalam bisnis, Starbucks menyediakan minuman panas dan dingin, makanan dan camilan, serta barang-barang lain seperti gelas dan tumbler. Selain itu, divisi hiburan Starbucks dan merek Hear Music juga memasarkan buku, musik dan film.
Ada pula beberapa produk Starbucks yang bersifat musiman atau spesifik pada lokasi kedai berada. Es krim dan kopi dalam bentuk kemasan juga menjadi diversifkasi produk Starbucks.
Starbucks sendiri berawal dari kedai kopi kecil di Seattle, AS. Seiring perkambangan pesat, Starbucks kini menjadi perusahaan besar dengan nilai aset mencapai USD 77 miliar (Rp 1.017 triliun).
Howard Schultz merupakan CEO dibalik kesuksesan Starbucks. Pria dari keluarga sederhana ini mengaku tak pernah bermimpi menjadi salah satu pemain di industri kopi global. Namun kini, kekayaannya hampir mencapai USD 2,3 miliar (Rp 30,3 triliun).
Dalam bukunya, Howard Schultz mengatakan, “Jauh lebih baik menjadi spesialis kopi daripada menjadi karyawan biasa di perusahaan nuklir”.
Terdapat tiga strategi yang membuat Starbucks mampu menjadi pemain besar di industri kopi yang sudah mendunia.
Hi Touch
Bila perusahaan lain lebih mengedepankan teknologi, Starbucks lebih mengembangkan hi touch atau seni menyentuh sisi humanis konsumen. Dalam melayani konsumen, para barista Starbucks akan berinteraksi dengan tidak berdasarkan hafalan.
Selain itu, dalam cangkir kopi yang diberikan, konsumen akan mendapati nama dan ucapan penyemangat yang memang menjadi salah satu pendekatan hi touch.
Ritual Pemasaran
Banyak kedai kopi yang menggunakan mesin otomatis agar lebih praktis dan mengurangi biaya. Padahal, proses pembuatan menjadi faktor yang memengaruhi kenikmatan secangkir kopi.
Karenanya, Starbucks tetap menggunakan mesin semi otomatis. Keterampilan para barista dalam menyajikan kopi inilah yang membuat secangkir kopi di kedai kopi ini layak dihargai lebih mahal.
Fokus Kebutuhan alternatif
Dalam menciptakan kebutuhan pasar, Starbucks menciptakan kebutuhan alternatif. Misalnya, sering kali kita jumpai para executive melakukan rapat atau para pekerja lepas mengerjakan pekerjaannya di Starbucks sambil memanfaatkan fasilitas Wi-Fi gratis.
Mereka rela mengeluarkan uang untuk membeli kopi sepekan tiga kali sebagai alternatif kantor, dibanding menyewa kantor. Buat kamu pecinta kopi yang ingin menikmati kopi di Starbucks dengan lebih hemat, kamu bisa memanfaatkan Starbucks Payday Promo Free 1 tall Beverages.
Promo ini khusus kamu pemegang kartu kredit keluaran PT Bank Central Asia Tbk (BCA) jenis apapun. Syarat dan ketentuannya, kamu bisa mengisi kredit kartu Starbucks milikmu minimal Rp200 ribu, dan promo ini berlaku tiap bulan dari tanggal 25 hingga akhir bulan, dan promo berlaku hingga 30 Juni 2016 di seluruh keda Starbucks di Indonesia. (adv/bca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seskab: Belum Ada Pembicaraan Golkar Masuk Kabinet
Redaktur : Tim Redaksi