Yuk Kenali Kelainan Tidur yang Bisa Ganggu Produktivitas

Kamis, 31 Maret 2016 – 08:14 WIB
dr Andreas Prasadja RPSGT. FOTO: BCA for jpnn.com

jpnn.com - TIDUR adalah sebuah aktivitas yang banyak manfaatnya. Namun di sisi lain ada beberapa kelainan yang kerap muncul yang dapat mengganggu tidur. Salah satunya adalah insomnia. Gangguan tidur ini banyak dikeluhkan orang.

Namun, jangan tergesa-gesa terlebih dahulu dan menyatakan bahwa dirimu insomnia karena sulit tidur atau hanya bisa tidur di jam-jam yang terhitung pagi.

BACA JUGA: Ingat! Operasi Penyelamatan di Filipina Selalu Makan Korban

“Bila sulit tidur di malam hari, namun di siang hari aktivitas sama sekali tidak terganggu, itu bukan insomnia,” ujar dr Andreas Prasadja RPSGT  saat ditemui di RS Mitra Kemayoran.

Bisa jadi, kamu termasuk dalam kelompok delayed sleep phase (DSP). Kelompok DSP ini sulit tidur lebih awal dan hanya bisa tidur di jam-jam aneh, misalnya di jam 03.00 atau 04.00 pagi.

BACA JUGA: Di Wilayah Filipina, Gerakan Pasukan TNI Terbatas

Selain itu, ada pula BISS (Behaviorally-induced Insufficient Sleep Syndrome). Sindrom kronis ini menyebabkan rasa kantuk luar biasa dan lelah di siang hari. Penyebab yang paling umum dari kelainan ini adalah jam kerja yang terlalu panjang atau kerja shift.

Atau, bisa pula karena keinginan diri sendiri untuk tidak tidur demi bisa main gim, atau nonton bola atau hal lainnya. Kemudian, ada pula narkolepsi. Pengidap kelainan ini bisa tertidur secara tiba-tiba ketika sedang beraktivitas.

BACA JUGA: Panglima TNI: Siapnya Bagaimana, Urusan Saya!

 

Sleep-Apnea juga menjadi kelainan yang kerap muncul. Orang yang memiliki kelainan ini biasanya ditandai dengan mendengkur. “Namun, orang mendengkur belum tentu sleep-apnea,” ujar dr Andreas.

Orang dengan sleep-apnea sangat rentan terhadap serangan jantung. Selain itu, para penderita darah tinggi (hipertensi) yang resisten terhadap pengobatan, 80 persen memiliki sleep-apnea.

Untuk penderita hipertensi yang memiliki sleep-apnea, maka sleep-apnea tersebut yang harus disembuhkan terlebih dahulu. Kelainan ini memiliki dampak yang sangat buruk terhadap kualitas hidup seseorang.

“Sebanyak 27 persen orang dengan sleep-apnea mengalami penurunan libido, kemudian 43 persen mengalami disfungsi ereksi,” ujarnya. Di Amerika Serikat, mendengkur sendiri merupakan penyebab nomor 3 perceraian, setelah masalah ekonomi dan perselingkuhan.

Di Indonesia sendiri, menurut data penelitian, sebanyak 20 persen populasi mengidap sleep-apnea. Bila ada anggota keluarga yang mendengkur, sebaiknya segera periksakan. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati. (bca/adv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Red Notice, Jaksa Sebut La Nyalla Buronan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler