Yuk Nikmati GMT dengan Film yang Terbakar, Begini Caranya...

Selasa, 08 Maret 2016 – 07:42 WIB
Ilustrasi. JAWA POS GROUP

jpnn.com - JAKARTA – Gerhana Matahari Total (GMT) memang bisa memicu kebutaan kalau dilihat secara langsung. Tapi, bukan berarti fenomena langka itu jadi dilewatkan begitu saja. Ada cara yang bisa digunakan untuk menjadi saksi kebesaran Tuhan yang akan terjadi besok.

Anggota komunitas Langit Selatan yang juga Dosen Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ferry M. Simatupang menjelaskan, cara paling aman adalah menggunakan kacamata khusus matahari. Lensanya terbuat dari black polymer atau mylar ND5. Bahan itu memiliki rasio pengurangan intensitas ultra violet sampai1:100 ribu.

BACA JUGA: Tips Membidik Gerhana Matahari Total Pakai DSLR Agar Hasilnya Wow!

’’Kalau kesulitan mendapatkan bahannya, coba hubungin komunitas astronomi terdekat, pasti tahu,’’ katanya saat ditemui Jawa Pos di Ternate.

Cara lainnya yang mungkin lebih mudah, membeli film seluloid hitam putih. Ingat ya, bukan yang berwarna. Setelah membeli, tarik filmnya keluar dan biarkan terpapar. Cara itu akan membuat film tidak bisa dipakai lagi di kamera, atau yang sering dibilang orang-orang dengan istilah terbakar.

BACA JUGA: Nih 9 Mitos Unik tentang Gerhana Matahari Total di Berbagai Daerah

Setelah itu, film seluloid yang sudah ’’terbakar’’ tadi dibawa ke studio foto untuk mencuci film. Orang studio bisa jadi heran, tidak ada fotonya tapi dicuci. Cukup jelaskan kalau itu untuk kacamata matahari. ’’Lantas, film yang sudah tercuci ditumpuk jadi dua. Baru bisa digunakan melihat GMT,’’ katanya.

Cara lain, bisa mengamati GMT melalui kamera lubang jarum. Caranya mudah, tinggal bikin dari kardus bekas yang satu sisinya dilubangi kecil. Salah satu sisi yang menerima sinar bisa diberikan kertas putih. Proyeksi cahaya yang muncul bisa dilihat dari lubang pengamat yang dibuat di sisi lain kardus.

BACA JUGA: Pembantu Gaduh, Jokowi Disarankan Tiru SBY

Untuk pengamatan tanpa modal, dan tetap ingin aman. Ferry mengatakan bisa dilakukan dengan berteduh di bawa pepohonan. Nanti, akan ada ada cahaya yang menembus sela dedaunan. Polanya unik sehingga menarik untuk didokumentasikan.

’’Tidak direkomendasikan pakai kaca mata las, kaca mata hitam, atau isi disket. Tidak bisa menyaring sinar ultra violet yang berbahaya,’’ terangnya. 

Tip itu berlaku bagi yang ingin melakukan pengamatan sejak cahaya matahari masih terlihat sampai tertutup dengan sempurna oleh bulan. Ketika totalitas atau bulan menutupi seluruh matahari, baru bisa menikmati GMT secara langsung. Tapi, setelah masa totalitas lewat, jangan dilihat langsung tanpa filter. (dim/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Jubir era Gus Dur Sindir Pak JK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler