Yuli Sumpil Akui Menaruh Uang, Bantah Mabuk

Minggu, 14 Oktober 2018 – 12:52 WIB
Yuli Sumpil membentangkan syal, atribut Arema FC, saat ditemui di rumahnya, Jumat (12/10). Foto: Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Yuli Sumpil, dirigen Aremania, dijatuhi sanksi berat oleh Komdis PSSI, yakni dilarang datang ke stadion seumur hiudpnya. Sanksi yang sama dijatuhkan pada seorang Aremania bernama Fandy.

Sanksi itu merupakan buntut dari tindakan keduanya yang dinilai memprovokasi penonton saat Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu lalu (6/10).

BACA JUGA: Jelang PSM vs Arema FC, Petrovic: Saya Sangat Sedih

Lalu, seperti apa kiprahnya ke depan? Berikut wawancara wartawan Jawa Pos Radar Malang Gigih Mazda di rumahnya di Gang Sumpil, Blimbing, Kota Malang.

Anda dilarang masuk dan menonton pertandingan sepak bola di stadion mana pun di Indonesia seumur hidup. Bagaimana menurut Anda?

BACA JUGA: Yuli Sumpil: Keadilan Harus Benar-benar Adil

Saya tidak ada masalah terkait hukuman yang dijatuhkan kepada saya. Saya terima ini dengan kesatria. Yang tidak bisa saya terima adalah kenapa sanksi yang diterima klub begitu berat. Bukannya bermaksud membandingkan kejadian di pertandingan lainnya, tapi saya rasa hukuman kepada klub kami ini begitu berat dan tidak adil.

Jika larangan bertanding tanpa penonton hingga akhir musim ini dinilai terlalu berat. Lalu, hukuman apa yang pantas bagi Arema FC?

BACA JUGA: Bukan Tidak Mungkin Bonek Kena Sanksi Berat Seperti Aremania

Mungkin kalau tanpa penonton hanya 2–3 pertandingan, itu tidak masalah. Tapi, ini sampai 5 (5 laga kandang, Red). Itu yang tidak adil.

Lalu, apa rencana Anda ke depannya?

Saya menerima. Semuanya saya lakoni (jalani) saja.

Apa Anda memiliki rencana untuk banding terkait sanksi dari Komdis PSSI tersebut?

Saya tidak ada banding. Kalau mau banding terserah orang-orang lainnya saja. Saya tidak meminta. Yang penting keadilan itu harus benar-benar adil.

Apa mungkin Anda sudah ada komunikasi dengan pihak manajemen untuk masalah banding?

Saat ini masih belum, mungkin karena pihak manajemen (Arema FC) juga masih sama-sama nganune (rumitnya) menghadapi sanksi ini.

Sebenarnya apa yang Anda lakukan ketika masuk ke lapangan saat itu?

Saya menaruh uang. Saya ingin menunjukkan bahwa Arema itu bondo duwit (bermodalkan uang). Saya juga tidak mabuk. Jujur, saya tidak terima jika ada pemberitaan yang menyatakan bahwa saya mabuk.

Sebenarnya, sudah berapa lama Anda menjadi Aremania?

Mungkin sejak kelas V SD (umurnya saat ini 42 tahun, Red). Antara tahun 1989–1990. Tapi, saat itu belum ada yang namanya Aremania. Nama Aremania itu mungkin baru gebyar pada 1996 silam. Dulu saya sepulang sekolah kalau waktu libur jualan koran, saya menonton Arema. Dulu saya hanya modal. ”Lek, nunut, Lek (Om, ikut, Om),” kemudian bisa masuk ke stadion.

Selain itu, home base Arema juga pernah pindah ke Kota Batu karena Stadion Gajayana direnovasi dan nggandol-nggandol kendaraan untuk menonton ke sana.

Anda menjadi dirigen sudah berapa lama?

Kalau menjadi dirigen mungkin sekitar tahun 1998 (20 tahun lalu, Red). Dulu dirigennya tidak hanya saya, ada juga El Kepet.

Anda sudah tidak akan menjadi dirigen lagi, apa ada regenerasi penerus Aremania yang bakal menjadi dirigen? Mungkin Anda akan menujuk siapa sebagai dirigen selanjutnya?

Tidak ada, karena itu bukan tipikal Aremania. Kalau saya tunjuk, mungkin Aremania lain tidak terima dan malah menyuruh turun. Menjadi dirigen ini tidak sekadar naik ke atas pagar, tapi juga membutuhkan proses.

Kami (Aremania) ini tidak ada yang di atas, tidak ada yang di bawah. Kami diciptakan tidak ada yang lebih atas. Intinya, banyak cara untuk membangun kebersamaan.

Sebagai Aremania, apa rencana Anda ke depan? Apa hanya menyaksikan laga melalui televisi?

Saya masih bisa melakukan banyak cara untuk mendukung Arema. Mungkin saya bisa mendukung dari luar stadion dengan cara nonton bareng (nobar). Silakan kalau memang mau ditiketkan, saya tidak ada masalah.

Mungkin ditiketkan dengan harga Rp 20 ribu dan mengadakan nobar melalui siaran layar lebar di luar stadion. Tapi, tentu saja ini hanya masukan. (gg/c2/riq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bos Arema FC: Kami Ikhlas Dihukum 10 Tahun Tanpa Penonton


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler