Yusril: Baju Kotak-kotak juga Bisa Buat Orang jadi Presiden

Selasa, 10 April 2018 – 06:17 WIB
Kaus 2019 Ganti Presiden terjual di pasaran. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sindiran Presiden Joko Widodo soal 2019 ganti presiden dibalas Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Pakar hukum tata negara ini justru balik menyindir soal baju kotak-kotak yang dipopulerkan Joko Widodo saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu.

BACA JUGA: Mardani: #2019GantiPresiden Belum Mewakili Mayoritas

“Pak Jokowi kan bilang masa baju kaus bisa nurunin orang jadi presiden. Saya bilang masa baju kaus kotak-kotak bisa naikin orang jadi presiden,” kata Yusril di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/4).

Dia menegaskan bahwa slogan 2019 ganti presiden adalah aspirasi masyarakat yang tidak bisa dihalangi oleh siapa pun.

BACA JUGA: Sohibul Iman Tegaskan Mardani PKS Pelopor #2019GantiPresiden

Menurut dia, sudah menjadi hak rakyat sepenuhnya untuk berbicara mendukung atau mengganti presiden.

Sebab, penentunya nanti adalah saat Pilpres 2019. “Yang akhirnya, yang menentukan kan Pilpres 2019,” kata Yusril.

BACA JUGA: Tagar #2019GantiPresiden Beredar, Begini Respons Golkar

Mantan menteri hukum dan hak asasi manusia (menkumham) itu mengajak untuk berpikir rasional dalam rangka menyikapi apa yang berkembang di masyarakat saat ini termasuk soal slogan 2019 ganti presiden.

Menurut Yusril, di tahun politik ini otomatis suhu politik ini semakin memanas apalagi jelang Pilpres mendatang.

“Jadi, ada yang pro, ada yang kontra. Yang kontra ya bikin kaus ganti presiden yang pro ya barangkali bikin baju kotak-kotak lagi. Itulah yang saya katakan tadi kalau dikatakan masak baju kaus bisa nurunin orang jadi presiden, sudah terbukti baju kotak-kotak bikin orang jadi presiden,” pungkasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Punya Gelang, Fadli Zon Cari Kaus #2019GantiPresiden


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler