Yusril Dinobatkan jadi Ketua Dewan Pembina Perindo

Jumat, 08 Maret 2013 – 05:41 WIB
JAKARTA – Pakar Hukum Tata Negara Prof Dr Yusril Ihza Mahendra SH MH dipilih sebagai Ketua Dewan Pembina Ormas Persatuan Indonesia (Perindo). Masuknya mantan ketua umum Partai Bulan Bintang (PPB) itu diketahui  dalam acara pelantikan ormas yang dipimpin Hary Tanoesoedibjo itu di Jakarta, Kamis (7/3).

Selain Yusril, ada pula nama pentolan Partai NasDem Ahmad Rofiq sebagai Sekjen Perindo, Abdul Rochim Ghozali sebagai Sekretris Dewan Pembina, Romli Atmasasmita sebagai Ketua Dewan Pakar, dan Raja Sapta Oktohari sebagai Sekretaris Dewan Pakar.

Pada pelantikan itu, Ketua Umum Ormas Perindo Hary Tanoesoedibjo kembali menegaskan bahwa ormas yang dipimpinnya bebas dari kepentingan politik. Keberadaannya independen, tidak terikat dengan partai politik, namun terbuka bagi masyarakat dan anggota partai politik untuk bergabung.

"Perindo tidak terikat partai politik manapun, tapi terbuka bagi siapa saja. Perindo hadir bukan sebagai penonton, tetapi ingin menjadi bagian dari perubahan," terang Tanoe dalam pelantikan pengurus DPP Perindo di Jakarta, Kamis (7/3).
Salah satu rencana yang diprioritaskan Perindo setelah pelantikan adalah membentuk kepengurusan ditingkat provinsi atau Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), tingkat kabupaten/kota atau Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan tingkat kecamatan atau Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

Untuk pembentukan pengurus di daerah ini direncanakan selesai hingga akhir tahun 2013 mendatang. "Mudah-mudahan dalam waktu setahun bisa diwujudkan," harapnya.

Selama itu pula, lanjut dia, kegiatan lain tetap dijalankan. Baik program di bidang pertanian, nelayan, buruh, UMKM, pemberdayaan kepemudaan, kesenian dan kebudayaan, pemberian bantuan hukum dan program-program lainnya.

Sebagai organisasi yang konsen terhadap masalah-masalah kemasyarakatan, Tanoe berharap seluruh anggota Perindo memegang teguh komitmen dan militansinya sehingga program kerja yang telah dicanangkan dapat berjalan baik. Yakni dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Apalagi dasar didirikannya Perindo adalah bentuk keprihatinan atas kondisi bangsa Indonesia yang tidak kunjung membaik.

"Seandainya kondisi bangsa Indonesia sekarang sudah baik, untuk hal-hal fundamental, tentu Perindo tidak perlu didirikan. Perindo hadir karena keprihatinan kita semua," tandas Hary. (yay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 400 Pasangan Tak Bisa Menikah Karena Ahmadiyah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler