jpnn.com, JAKARTA - Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi bagian penting dalam mewujudkan transformasi pembangunan.
Oleh karena itu, perlu menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan serta potensi wilayah di Tanah Papua.
BACA JUGA: Wamendagri John Wempi Minta Anggota MRP Papua Tengah Kawal Pemilu & Pilkada Serentak 2024
Hal tersebut disampaikan dijelaskan Tokoh Masyarakat Papua Barat Zainal Abidin Bay di Jakarta, Rabu (1/5/2025).
Menurut Zainal, kebutuhan dan tantangan pendidikan serta kesiapan SDM Papua dalam era 1980-an melahirkan generasi Papua tangguh di bidang Teknik (enginering) yang siap terjun langsung membangun Tanah Papua.
BACA JUGA: Tak Ingin Rakyat Terpecah Jelang Pemilu 2024, Sejumlah Aktivis Dirikan MRP
Hal tersebut juga sekaligus mempersiapkan generasi Papua menghadapi tantangan globalisasi secara lebih cermat, akurat dan detail.
“Untuk menjawab kebutuhan SDM Papua dan dalam rangka percepatan pembangunan Irian Jaya saat itu pada tanggal 7 Juli 1984, Bapak Izaac Hindom yang menjabat sebagai gubernur Irian Jaya mendirikan Akademik Teknik Pekerjaan Umum (ATPU) yang dalam sejarahnya menjadi cikal bakal lahirnya Universitas Sains dan Teknologi Jayapura,” ujar Zainal yang juga Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua Barat 2014-2019.
BACA JUGA: MRP Minta KPK Lebih Serius Tangani Kasus Lukas Enembe dan Jangan Kalah dari Koruptor
Dalam perkembangannya, kata dia, tanggal 22 Juni 1991 di bawah pengelolaan Yayasan Bhineka Tunggal Ika (YBTI) serta dipimpin oleh Gubernur Irian Jaya yang juga merangkap sebagai ketua Yayasan Drs. Jacob Pattipi dan direktur akademik Drs. M. Ali Kastella, M.MT, ATPU berganti nama menjadi Akademik Teknik Jayapura (ATJ). Hal itu berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No: 1386/0/1991.
Lebih lanjut, Zainal mengatakan dalam era kepimpinan dwitunggal Drs. Jacob Pattipi dan Drs. M. Ali Kastella, M.MT seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat Papua terhadap tenaga keteknikan terutama pada jenjang strata satu, maka 4 tahun kemudian, tanggal 3 November 1995 ATJ berubah menjadi sekolah tinggi.
Sekolah Tinggi Teknik Jayapura (STTJ) dibentuk berdasarkan surat keputusan Direktorat Jendral Pendididkan Tinggi No: 440/DIKTI/Kep/1995.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan No: 152/0/0/1995, bentuk lembaga sekolah tinggi berubah menjadi Institut Sains dan Teknologi Jayapura (ISTJ) dan pada tanggal 9 September 1999 di bawah kepemimpinan Drs. Jacob Pattipi sebagai ketua yayasan dan Drs. M. Ali Kastella, M.MT., sebagai rektor.
Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas Republik Indonesia No: 162/D/0/2003. Hal itu menjadi dasar perubahan kembali dari institut menjadi universitas. Saat ini menjadi Universitas Sain dan Teknologi Jayapura atau USTJ.
Zainal mengatakan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ telah mencetak orang Papua unggul dan berdaya saing kurang lebih 25.000 lulusan.
Para alumnus tersebar di Tanah Papua. Hampir di seluruh pemerintah provinsi dan Kabupaten di Tanah Papua bisa ditemukan alumni USTJ terutama di dinas-dinas teknis dan balai.
"Drs. M. Ali Kastella, M.MT merupakan kader dari kedua Gubernur Irian Jaya asal Fakfak Bapak Izaac Hindom dan Bapak Drs. Jacob Pattipi,” ujar Zainai.
Zainal menekankan pentingnya pendidikan bagi masyarakat Papua untuk membawa anak Papua mengenal dan mampu mengembangkan aset yang mereka miliki.
“Aset itu adalah dirinya sebagai mahluk ciptaan Tuhan, adat istiadat (pembudayaan), dan alam lingkungannya. Ketiga aset (kearifan lokal) itu menjadi relevan untuk masyarakat Papua menghadapi tantangan globalisasi,” ujar Tokoh Muslim Papua ini.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari