jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyayangkan dominasi legiun asing di sektor penyerang pada kompetisi sepak bola Liga 1.
"Berdasarkan pengamatan saya, sangat susah kita mencari pemain depan. Karena rata-rata klub lebih memercayakan pemain depan kepada pemain asing," ujar Zainudin Amali dalam rapat virtual bertajuk Kongkow Liga Berjenjang Kemenpora, Senin (15/6).
BACA JUGA: Pesan Menpora Zainudin Amali di Hari Ulang Tahun PSSI ke-90
Menpora menegaskan, dirinya bukan tidak suka pemain asing. Namun, ia ingin agar kehadiran mereka bukan hanya semata-mata membantu klub mendapatkan gelar juara, tetapi juga saling memberikan ilmu terhadap para pemain lokal.
Dirinya menduga sulitnya para pemain lokal khususnya pemain muda bisa mendapat jatah di posisi inti di lini depan karena kurangnya kompetisi yang kompetitif saat masih usia dini.
BACA JUGA: Timnas Indonesia Kalah, Zainudin Amali Sempat Tanya ke Pejabat Vietnam
"Ke depan harus diatur, pemain kita harus jadi pemain inti baik Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, di luar itu (pemain asing) untuk transfer pengetahuan mereka supaya profesionalisme anak-anak kita terpacu," kata dia.
Maka dari itu, lahirnya Liga Berjenjang Kemenpora yang telah memasuki tahun ke-4 ini menjadi jembatan agar para pemain muda Indonesia bisa bersaing dengan para pemain asing.
BACA JUGA: Ini Laporan dari Iwan Bule saat Menghadap Menpora Zainudin Amali
"Kompetisi perlu untuk pematangan, tontonan masyarakat, dan mengembangkan industri sepak bola. Namun, kompetisi bukan melulu bisnis, tetapi ada motivasi lain bagaimana kita menghasilkan timnas yang baik dari hasil bergulirnya kompetisi itu," kata dia.
Liga Berjenjang ini merupakan salah satu program dari Kemenpora untuk membentuk kompetisi bagi pelaku sepak bola mulai dari kelompok umur U-12, U-14, U-16 tahun, serta mahasiswa yang menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
Adapun pesertanya berasal dari sekolah sepak bola (SSB), akademi klub Liga 1, sekolah formal, dan universitas.
Mereka akan berkompetisi mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Pemain-pemain potensial yang tembus di level nasional berkesempatan membela tim nasional pelajar. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek