jpnn.com, PALEMBANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mulai mematangkan rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Ini salah satu teknis pembakaran atau incenerator yang rencananya dibangun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Karyajaya. Sejauh ini, sudah ada Investor tertarik mengembangkan PLTSa ini.
BACA JUGA: BCA Tawarkan Alternatif Solusi Investasi
Asisten III Pemkot Palembang, Agus Kelana, menjelaskan, proyek ini kan sebenarnya sudah digagas beberapa tahun terakhir. Tapi kemudian tertunda, masih menunggu putusan LKPP untuk tender ulang.
“Pemenang tender sebelumnya, Nainjing Indogreen China, yang masih menggunakan sistem built own operate (BOO) dibatalkan, sementara pembangunan incenerator dari Kementerian ESDM ini harus dengan sistem built operate transfer (BOT),” jelas Agus usai rapat dengan PT Zhongde Waste Indonesia di rumah dinas wali kota, kemarin (6/11).
BACA JUGA: Senjata Makan Tuan, Usus Terburai Tertancap Pedang Sendiri
Dikatakan, pembangunan pengelolaan sampah modern ini untuk menghasilkan listrik. “Incenerator pun kembali dilelang ulang. Ini juga lantaran ada revisi Perpres No 35/2018," sebutnya.
Dalam revisi itu menyatakan bahwa proyek pembangunan strategis yang merupakan skala prioritas pembangunan proyek sampah tenaga listrik di 12 kabupaten/kota.
BACA JUGA: Perempuan 60 Tahun Tewas dengan Kondisi Leher Tergorok
Sekarang, kata dia, meskipun tahap lelang ulang, dia meyakinkan proyek ini akan tetap berjalan. Apalagi sudah ada investor yang tertarik mengembangkan PLTSa di Palembang ini, yaitu PT Zhongde Waste Indonesia. "Mereka ini perusahaan asal Tiongkok yang spesialisnya memang di bidang ini. Bahkan mereka juga sudah kerja sama pengembangan PLTSa incenerator di Semarang dan Manado," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang, Faizal AR, menjelaskan, lelang ulang karena adanya revisi, maka pengkajiannya perlu dilakukan ulang. Sistem kerja sama yang akan digunakan juga seperti apa, serta aspek lainnya harus dipertimbangkan. “Karena termasuk dalam pembangunan skala prioritas, sistem mengunakan BOT (built oparate transfer), dimana anggaran pembangunan tidak boleh sama sekali menggunakan dana APBD," jelasnya.
Adapun Incenerator ini, terang Faizal, suatu teknologi yang digunakan di negara-negara maju, dimana sampah-sampah dari masyarakat akan dimasukkan di dalamnya dengan suhu tinggi, pembakaran tinggi, teknologi tinggi, dan tidak pencemaran. "Dari pengelolaan teknologi ini, sampah akan menghasilkan energi," ujarnya.
Diketahui, sampah Kota Palembang sehari 900-1000 ton, dan naik 1.200 ton untuk Sabtu-Minggu. “Untuk incenerator ini kebutuhan bahan baku sampahnya diperkirakan 1.200 ton sekali pembakaran,” bebernya. Dari sana, listrik yang dihasilkan bisa mencapai 20-25 megawatt. Dengan listrik sebesar itu, Palembang akan aman dengan masalah listrik.
Incenerator sendiri akan diarahkan ke TPA Karyajaya karena di sana lokasinya besar. Yakni seluas 40 hektare (Ha), sementara penggunaan lahan baru sekitar 10 Ha. "Pengarahan untuk pengembangan Kota Palembang, ini juga jadi pengalihan semua TPA ke sini karena seluruh sampah yang ada di Kota Palembang akan diarahkan ke Karyajaya. Pelaksanaan kita kejar tahun ini untuk pelelangan. Ini sudah disiapkan LPSE," tukasnya. (cj10/fad/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BP Siapkan Lokasi Khusus untuk Industri Komponen Smartphone
Redaktur & Reporter : Budi