Tercatat hingga Senin (19/11), jumlah korban tewas keseluruhan mencapai 111. Di antaranya termasuk delapan wartawan terluka ketika menara Shuruq dan bangunan lain tempat kantor media dihajar roket Israel.
Dalam serangan udara Israel terbaru pada Selasa (20/11) pagi ini, sedikitnya empat orang terluka ketika jet tempur F-16 meluncurkan misil ke kantor Bank Nasional Islam Gaza City, yang terletak di daerah kawasan perumahan.
Seperti dimuat dalam laman Aljazeera (20/11), dalam kekerasan lain, dua anak laki-laki berusia dua dan empat tahun bersama dengan orang tua mereka tewas di kamp pengungsi Jabaliya. Sedangkan lebih dari selusin orang terluka, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Di tempat lain, sebuah rudal yang diluncurkan dari pesawat tak berawak Israel membunuh pengendara sepeda motor di timur Khan Yunis, Gaza selatan. Sebelumnya, dua perempuan dan seorang anak di antara empat warga sipil Palestina yang tewas dalam serangan di Kota Gaza kawasan Zeitun Timur.
Militer zionis telah menyerang lebih dari 1.350 sasaran di Gaza sejak serangan dimulai Rabu pekan lalu. Sejak itu, 640 roket telah menghantam Israel, sementara lebih dari 300 lainnya telah dicegat oleh sistem anti-rudal Israel, Iron Dome.
Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata yang ditengahi Mesir di Kairo sejauh ini gagal untuk mencapai kesepakatan. Khaled Meshaal, pemimpin Hamas, mengatakan Senin (19/11) kemarin, kelompoknya berkomitmen untuk mengamankan gencatan senjata, tapi bersikeras bahwa Israel harus memupus enam tahun blokade atas Jalur Gaza. "Kami ingin tuntutan kami untuk mengakhiri premanisme, untuk mengakhiri agresi dan untuk mengangkat blokade," tegasnya.
Tony Blair, utusan Kuartet Internasional Timur Tengah, berharap gencatan senjata akan tercapai dalam beberapa hari mendatang. Berbicara dengan Al Jazeera dari Tel Aviv, dia mengatakan "terkejut" oleh pembunuhan warga sipil Palestina dan Israel. Kuartet - PBB, Rusia, Uni Eropa dan AS - sepenuhnya mendukung upaya Mesir untuk menengahi gencatan senjata.
Meskipun 84 persen warga Israel mendukung serangan Gaza saat ini, menurut sebuah jajak pendapat oleh surat kabar Haaretz Israel, hanya 30 persen menginginkan invasi. Sedangkan 19 persen ingin pemerintah mereka bekerja sama mengamankan gencatan senjata segera.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Memanas, Kian Sulit Gencatan Senjata
Redaktur : Tim Redaksi