Zona Merah Covid-19 Naik Dua Kali Lipat, Jubir Satgas: Saya Sangat Kecewa

Rabu, 02 Desember 2020 – 02:05 WIB
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/aa.

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito tidak bisa menutupi kekecewaannya melihat daerah dengan zona merah penyebaran virus Corona di Indonesia naik hampir dua kali lipat. Sedangkan zona hijau justru makin menipis.

"Saya sangat kecewa karena pada minggu ini jumlah kabupaten kota yang zona merah bertambah hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnya. Selain itu jumlah daerah yang berada di zona hijau pun semakin menipis," kata Prof Wiku dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB Jakarta, Selasa (1/12).

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Turut Prihatin dengan Kejadian yang Menimpa Anies Baswedan & Riza Patria

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat terjadi peningkatan kasus positif sebesar 19,8 persen pada 22-29 November 2020, yaitu dari 30.555 kasus pada 15-22 November 2020 menjadi 36.600 pada 22-29 November 2020.

Hal itu mengakibatkan ada 50 kabupaten/kota berada di zona merah dibanding pekan lalu hanya 28 daerah.

BACA JUGA: Adik Pinangki Beber Uang Kiriman Rutin dari Kakak, Bikin Berdecak

Berikutnya untuk di zona oranye menjadi 374 kabupaten/kota, naik dibanding pekan lalu sebanyak 345 daerah.

Sementara zona kuning menjadi 75 kabupaten/kota, dibanding pekan sebelumnya 121 kabupaten/kota, dan zona hijau 15 kabupaten/kota dibanding sebelumnya 20 kabupaten/kota.

BACA JUGA: Guru Honorer Tua Belum Menyerah, Targetnya Keppres PNS dari Presiden Jokowi

"Kami berharap data ini bisa menjadi cerminan bagi kita semuanya, baik pemerintah maupun masyarakat untuk merefleksikan komitmen kita dalam pengendalian COVID-19," tutur Wiku.

Sementara terkait kondisi kematian, angkanya pada 22-29 November 2020 mengalami kenaikan sebesar 35,6 persen atau dari 626 menjadi 835 kematian dalam satu minggu.

Jawa Tengah menjadi provinsi dengan angka kematian tertinggi dalam waktu satu minggu dari 82 menjadi 196 kematian. Disusul Jawa Timur dari 134 menjadi 224 kematian, Banten dari 0 menjadi 17 kematian, Kaltim dari 2 menjadi 18 kematian dan Kepri naik dari 3 menjadi 15 kematian.

"Ini bukan prestasi yang baik. Kenaikan kematian menunjukkan treatment di fasilitas kesehatan belum memadai. Ini harus jadi perhatian kita semua," tegas Wiku.

Menurut Wiku, kondisi tersebut juga harus menjadi cambukan keras untuk terus memperbaiki diri. Dia bahkan meminta masyarakat jangan pernah abai karena cepat atau lambat, pasti akan menjadi penderita COVID-19 jika lengah dalam memproteksi diri, lingkungan maupun keluarga masing-masing.

"Untuk pemerintah daerah dan jajarannya, harap bisa segera melakukan evaluasi terhadap kedisiplinan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan penegakannya di daerah, maupun pelaksanaan 3T di berbagai tatanan kesehatan daerah," pinta Wiku.

Bila kepala daerah mengalami kendala yang cukup sulit, maka dapat mengoordinasikan dengan pemerintah dan Satgas COVID-19 pusat.

"Saya juga apresiasi kepada Provinsi Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung yang berhasil keluar dari lima provinsi dengan angka kematian tertinggi pada minggu ini. Harus saya tekankan bahwa satu korban jiwa yang meninggal adalah nyawa yang sangat berharga," pungkas Wiku.(antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler