Zulkifi Hasan Dorong IARMI Pelopori Upaya Mengembalikan Ke-Indonesia-an

Minggu, 04 Desember 2016 – 01:46 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua MPR Zulkifli Hasan di MPR, Sabtu (3/12). Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua MPR Zulkifi Hasan mengharapkan Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) memelopori upaya untuk mengembalikan nilai-nilai ke-Indonesia-an. Zulkifli yang juga ketua umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) IARMI bahkan menyatakan bahwa organisasi yang dipimpinya siap untuk diberdayakan dalam upaya pertahanan dan keamanan negara.

Zulkifli mengatakan hal itu saat pelantikan pengurus DPN IARMI periode 2016 - 2021 sekaligus pembukaan Rapat Kerja Nasional IARMI tahun 2016 di Gedung Nusantara IV Komplek Parlemen, Jakarta, Sabtu (3/12). Acara itu juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan pengurus IARMI se-Indonesia.

BACA JUGA: Sosialisasikan Empat Pilar, MPR Wayangan di Kendal

Zulkifli menjelaskan, selama 18 tahun reformasi telah banyak kemajuan dicapai seperti kebebasan berekspresi, otonomi daerah dan lainnya. Meski demikian ada dua catatan di balik kemajuan itu, yaitu persaudaraan kebangsaan yang mulai rapuh dan kesenjangan. "Persaudaraan kebangsaan kita mulai rapuh,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kini tak ada lagi pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan kewarganegaraan. Bahkan Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) telah dibubarkan.

BACA JUGA: KPK Kembali Geledah Rumah Wali Kota Cimahi

“Karena itu perilaku-perilaku kita, yang kita saksikan, jauh dari nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an," katanya.

Zulkifli pun berharap IARMI mampu menjadi pelopor dalam mengembalikan nilai-nilai luhur. "IARMI harus menjadi pelopor mengembalikan nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an itu," katanya disambut tepuk tangan sekitar 400 anggota IARMI yang memenuhi ruangan Nusantara IV.

BACA JUGA: Tekanan Massa Terlalu Menakutkan, Ahok Sulit Lolos dari Jerat Hukum

Selain itu Zulkifli juga mengharapkan IARMI siap untuk dilibatkan dalam segala upaya pertahanan dan keamanan negara. "Saya berani mengatakan bahwa anggota IARMI adalah kader bangsa yang siap untuk dilibatkan dalam segala upaya pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan bidang keilmuan dan profesi yang dimilikinya," katanya.

Menurut Zulkifli, jumlah anggota IARMI kurang lebih dua juta orang sehingga bisa diberdayakan untuk bela negara. "Dengan latar belakang yang beragam mulai dari disiplin ilmu, suku, agama, dan ras serta ditopang dengan anggota yang berjumlah kurang lebih dua juta orang yang tersebar di seluruh pelosok negeri, menjadikan IARMI sebagai komponen pertahanan negara yang potensial untuk bela negara," katanya.

Sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya mengajak masyarakat untuk menghindari penyelesaian masalah dengan pamer kekuatan atau show of force. Menurutnya, penyelesaian masalah perlu dilakukan dengan cara yang baik dan demokratis.

Menurut Kalla, pada 1960-an adalah zaman terjadinya pengerahan massa. "Sehingga kita tidak bisa menghindari show of force pada waktu itu," ujarnya.

Kala itu pengerahan massa menjadi suatu rutinitas dalam menyelesaikan masalah bangsa. Karena itu Wapres mengajak untuk menghindari penyelesaian masalah dengan show of force. "Marilah kita menghindari penyelesaian masalah dengan show of force," ajaknya.

Dia menambahkan, rutinitas dengan show of force justru menimbulkan kecurigaan, tidak produktif dan boros biaya. “Semua itu menjadi beban keseluruhan bangsa ini kalau show of force - show of force semuanya dengan berbagai tema," lanjut Kalla.

Meski demikian Kalla mengakui dalam hal tertentu ekspresi memang diperlukan dan demo tidak dilarang. Namun, sebaiknya dihindari adanya show of force.

"Dalam waktu tertentu perlu memperlihatkan ekspresi. Kita tidak melarang demonstrasi karena demo adalah hak untuk berdemokrasi. Tapi kita ingin menghindari adanya show of force -show of force satu sama lain yang bisa menimbukkan masalah-masalah baru bangsa ini," katanya.

Kalla menambahkan, penyelesaian masalah perlu dilakukan secara baik atau secara demokratis. "Memang kita masing-masing mempunyai kebanggaan sendiri dan hak sendiri. Tapi yang paling penting adalah keutuhan bangsa ini," ucapnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Kita Indonesia Dijamin Bebas dari Kepentingan Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler