jpnn.com - JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan mendatangi SMA N 53 Jakarta, Rabu (30/3). Kunjungannya bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun sekolah yang terletak di Cipinang Jaya, Jakarta Timur itu.
Ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu memang alumnus SMA yang kini dikepalai oleh Dumariah Simanjuntak tersebut. Dumariah dan ratusan siswa SMA N 53 menyambut langsung Zulkifli saat tiba di sekolah yang diresmikan pada 27 Maret 1982 itu.
BACA JUGA: Soal Sumber Waras, Fahri: Tugas KPK Bukan Cari Niat Jahat
Dumariah pun mengaku sering menceritakan sosok Zulkifli di hadapan murid-murid SMAN 53 Jakarta. Sebab, menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh SMA N 53 Jakarta ketika lulusannya menjadi orang penting.
“Saya katakan, ketua MPR adalah salah satu tokoh yang patut dicontoh dan diteladani. Tidak terasa sejak tahun 1982 meninggalkan sekolah ini,” katanya.
BACA JUGA: Akui Pengembangan Kader di Golkar Buruk
Sedangkan Zulkifli menuturkan pengalamannya saat menimba ilmu di SMA itu. Dia masuk ke SMAN 53 Jakarta tahun 1979.
"Dulu cuma dua blok. Kalau musim hujan banjir. Saya angkatan pertama, masuk tahun 1979,” katanya.
BACA JUGA: Fenomena Klasik yang Pasti Menyakitkan Hati Parpol
Zulkili mengungkapkan, dirinya sempat ditolak ketika hendak masuk ke SMAN 53 Jakarta karena sudah penuh. Ia adalah siswa pindahan dari Lampung.
Namun, kepala sekolah SMAN 53 Jakarta kala itu, Syarif Ritonga berbaik hati ke Zulkifli. "Dulu kepala sekolahnya Syarif Ritonga. Karena berasal dari Lampung, Sumatera, sama-sama Sumateranya, akhirnya saya bisa diterima," kenangnya.
Zulkifli lantas bernostalgia tentang pengalamannya semasa SMA. “Sama seperti anak sekarang, di sekolah saya juga punya pacar," tuturnya disambut tawa para siswa.
Lebih lanjut Zulkifli juga bercerita tentang dirinya yang tergolong siswa pandai. Rahasianya karena ia rajin.
"Saya termasuk anak pandai, tetapi bukan berarti saya lebih pandai dari anak-anak lainnya. Hanya saja saya lebih sering membaca dan belajar sebelum pelajaran dimulai. Kalau ujian guru masih menulis soal dengan kapur di papan tulis besar. Selesai guru matematika menulis soal, saya juga selesai menulis jawaban, rata-rata nilai saya sepuluh,” tuturnya.
Karena pandai dan dekat dengan guru, Zulkifli sampai pernah diminta oleh wali kelasnya untuk ikut membantu menulis rapor. Kala itu Zulkifli sampai berani mengganti nilai temannya yang sebenarnya merah.
Ada seorang teman Zulkifli kala itu yang bernama Sitanggang. Karena tidak pernah ikut pelajaran olah raga, maka nilainya 5.
“Padahal orangnya tinggi tegap. Saya ganti nilainya menjadi tujuh. Guru olahraga, Pak Ramli tidak tahu sampai sekarang," tutur Zulkifli yang lagi-lagi langsung disambut tawa para siswa.
Ramli, sang guru olah raga juga hadir di acara itu. Namun, ia sudah mau pensiun.
Tak lupa, Zulkifli juga membagi kunci sukses kepada para siswa. Ia mengingatkan bahwa sekarang serba-terbuka sehingga para siswa pun punya kesempatan sama.
“Setiap orang punya kesempatan dan hak yang sama untuk menjadi apa saja. Kuncinya adalah daya juang dan kesungguhan memperjuangkan cita-cita serta belajar dengan sungguh-sungguh," katanya seraya wanti-wanti agar adik-adik kelasnya juga harus hormat dan dekat dengan para guru.(adv/ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi MEA, Kemenpar Gelar Rakornas SMK Seluruh Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi