jpnn.com - JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyatakan, Bangsa Indonesia yang memiliki keragaman agama, suku dan budaya bisa hidup berdampingan. Menurutnya, perbedaan bukan berarti membuat sesama anak bangsa menjadi berjarak.
“Keragaman adalah rahmat,” ujarnya saat menyampaikan kata sambutan dalam International Conference on Islamic Unity for Progressive Muslim di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (30/11).
BACA JUGA: PDIP Minta Pimpinan DPR Segera Inisiasi Revisi UU MD3
Zulkifli mengatakan, Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim. Di antara muslim pun ada perbedaan mazhab.
Namun, sambungnya, rakyat Indonesia tetap bisa hidup berdampingan. “Kami saling menghormati, hidup berdampingan dengan aman,” katanya.
BACA JUGA: Dilantik Jadi Ketua DPR, Setnov Dua Kali Salah Ucapkan Sumpah
Lebih lanjut Zulkifli Hasan mengatakan, dirinya selalu menyampaikan pesan tentang pentingnya hidup bersama dalam persatuan dan menyingkirkan perbedaan. Umat Islam, katanya, juga menghormati pemeluk agama lain.
“Dengan ummat lain kita menghormati, apalagi sesama umat Islam,” paparnya. “Apa pun mazhabnya kita harus saling menghormati.”
BACA JUGA: RUU Pemilu Mulai Dibahas DPR Bersama Pemerintah
Di hadapan para delegasi dari berbagai negara itu Zulkifli juga Hasan mengungkapkan tantangan umat Islam yang dihadapi saat ini. Yakni penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta persoalan ekonomi.
Dalam menghadapi tantangan itu, kata Zulkidli, umat Islam di seluruh dunia harus menyingkirkan perselisihan. “Fokus kita adalah merebut ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi,” ucapnya.
Zulkifli meyakini bila muslim bisa menguasai bidang-bidang itu maka umat Islam akan mengalami kejayaan. “Kalau bidang-bidang itu tidak dikuasai, mustahil kita jaya,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu Zulkifli Hasan secara khusus memberi apresiasi kepada Iran. Sebab, negeri para mullah itu tetap bisa bertahan meski diembargo.
Iran justru mampu berperan dalam dunia internasional meski diembargo. “Embargo bukan halangan bagi Iran untuk tetap maju,” katanya.
Selain itu Zulkifli juga mengatakan, pada tahun 1970-an, negara-negara Islam di Timur Tengah dan Afrika bagian utara mengalami masa damai dan makmur. Namun, sambungnya, kini justru di negara-negara yang pernah mengalami kejayaan itu malah dilanda konflik.
”Ini sangat memilukan,” paparnya. “Kemarahan yang terjadi tidak akan menyelesaikan masalah,” tambahnya.
Zulkifli lantas membandingkannya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki perbedaan agama dan bahasa namun bisa bersatu dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Kita bisa bersatu, kita bisa menghormati,” ujarnya.
Karenanya Zulkifli menanyakan penyebab negara di Timur Tengah kesulitan untuk bersatu meski punya etnis, agama dan bahasa yang sama. Untuk itu dia berharap International Conference on Islamic Unity for Progressive Muslim bisa memberi solusi pada persoalan-persoalan umat Islam.
“Kita harus menjadi ummat yang bisa dijadikan contoh,” tambahnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Itulah Hebatnya Pak SBY Bermain Politik
Redaktur : Tim Redaksi