Zumafo ke Arema, Gantikan Marcio

Kamis, 05 April 2012 – 08:20 WIB

MALANG- Kehilangan Marcio Souza yang hijrah ke Persib Bandung, Arema tampaknya tak butuh waktu lama untuk mendapatkan sosok pengganti yang setara dengan striker asal Brasil tersebut. Manajemen klub berlogo kepala singa menjanjikan dalam waktu dekat seorang bomber impor haus gol akan merapat ke markas latihan skuadra Singo Edan.

Penyerang berkebangsaan asing itu digadang-gadang mampu menutup posisi lowong yang ditinggalkan Marcio sepanjang putaran kedua Indonesia Super  League (ISL) 2011-2012 nanti. Sepanjang paro musim ini, klub berlogo kepala singa memang sangat bergantung pada ketajaman striker kelahiran 14 Januari 1980 tersebut. Dari total 19 gol yang dihasilkan Singo Edan di putaran pertama, delapan diantaranya merupakan sumbangsih Marcio.

Kini mencuat sejumlah nama yang berpeluang menjadi awak skuad Singo Edan. Yang paling santer dikabarkan segera merapat adalah Herman Dzumafo Epandi. Bomber asal Kamerun itu disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Marcio dalam skuad asuhan Joko ‘Gethuk’ Susilo. Desas-desus hijrahnya Dzumafo ke Arema merebak luas lewat dunia maya.

Sepanjang Rabu (4/4) kemarin, gosip kepindahan pemain berusia 32 tahun itu menjadi topik hangat di situs jejaring sosial macam facebook dan twitter. Entah darimana sumbernya, sejumlah pemilik akun twitter secara gamblang memastikan bomber kelahiran 21 Februari 1980 telah resmi berlabuh ke Arema. Akun @Abd_Dul87 misalnya, yang men-twitt “Selamat datang Dzumafo Herman ke Arema ISL,”.

Info serupa juga cepat menyebar melalui blackberry messanger (bbm). Banyak pengguna gadget keluaran RIM itu mengupdate personal status perihal bergabungnya pemain bertinggi badan 186 cm itu. Salah satu misalnya pemilik bbm RIZ tm yang mengupdate “Herman Dzumafo (eks PSPS) resmi ke Arema ISL”. Tak pelak gosip tersebut terus mendapat respon yang menggugah rasa penasaran publik Malang Raya sepanjang hari.

Menanggapi isu yang santer beredar, manajemen klub berlogo kepala singa pun angkat bicara. Meski belum bersedia membenarkan, manajemen Arema mengisyaratkan isu kepindahan Dzumafo belum tentu sekadar isapan jempol.

“Kami memang mengincar striker berkualitas yang setara bahkan kalau bisa lebih baik daripada Marcio. Untuk namanya, tunggu saja dulu sampai benar-benar datang. Bila publik menilai Dzumafo sesuai kriteria, tidak menutup kemungkinan itu dia,” terang Manajer Arema, Sunavip Ra Indrata memunculkan spekulasi.

Dzumafo yang sepanjang putaran pertama telah menyumbang 10 gol bagi PSPS Pekanbaru dikabarkan mulai gerah membela tim berjuluk Asykar Bertuah karena persoalan gaji yang tak kunjung cair. Konon kabarnya, hampir empat bulan pemilik nomor punggung sembilan itu belum menerima pembayaran haknya sebagai pemain professional.

Mengacu salah satu butir aturan federasi sepakbola internasional (FIFA) yang menyebut pemain profesional berhak memutus kontraknya dengan klub bersangkutan bila haknya tidak dipenuhi selama tiga bulan, menjadi alasan keluar yang masuk akal bagi Dzumafo. Siasat serupa pernah digunakan pemain Kamerun lain, yaitu Pierre Njanka Beyaka saat memutuskan keluar dari Arema pertengahan musim 2010-2011 lalu. Tak heran bila Dzumafo langsung menjadi buruan banyak klub untuk mempersolid kekuatannya di putaran kedua, termasuk Arema yang memang tengah didera krisis goal getter.

Arema boleh dikata sangat beruntung bila akhirnya resmi menggaet pemain bertubuh gempal itu. Untuk urusan produktivitas saja, Dzumafo bisa dibilang masih lebih baik daripada Marcio karena mencetak dua gol lebih banyak sepanjang putaran pertama. Total selama hampir tiga tahun berkiprah di Liga Indonesia, Dzumafo telah mencetak 56 gol di segala ajang.

Keunggulan lain, Dzumafo dikenal sebagai pemain yang menjunjung tinggi nilai fair play. Sepanjang 17 pertandingan yang dilakoni PSPS, Dzumafo tercatat hanya sekali menerima kartu kuning.

Bila ditelaah, kartu kuning tersebut bahkan dikeluarkan wasit bukan lantaran Dzumafo melakukan pelanggaran berbahaya atau melakukan tindakan dan kata-kata yang mencederai nilai sportivitas. Melainkan kesalahpahaman saat dirinya menendang bola mati tanpa lebih dulu mendengar peliut wasit dibunyikan karena menganggap bola dalam posisi game on. (tom)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Meski Kalah, Benfica Merasa Lebih Gagah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler