10 Klub Mundur, Liga Super Eropa Belum tentu Bubar
Tak heran para pemilik klub yang menjadi perancang-perancangnya dituding rakus dan tak pernah puas pada apa yang sudah mereka dapatkan, justru ketika komunitas sepak bola merintih karena merugi dan bahkan ada yang gulung tikar gara-gara pandemi.
Kompetisi ala mereka itu juga mengingkari esensi kompetisi olahraga dan melulu menganggap pemain, pelatih dan penggemar sebagai wayang untuk pertunjukan melalui mana mereka mengeduk keuntungan materi belaka.
Tak heran, prakarsa itu cuma bertahan 50 jam. Namun apakah ide tersebut mati? Sepertinya tidak, karena kompetisi dan klub mustahil tak membutuhkan modal dan pemodal.
Tetapi sepak bola dan dunia olahraga seharusnya tak membiarkan diri dieksploitasi untuk menjadi semata ladang uang bagi pemilik-pemiliknya.(Antara/jpnn)