14 KPM PKH Jadi Korban Tanah Longsor di Sukabumi
jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 14 Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan atau 61 jiwa menjadi korban tanah longsor di Kampung Cimapag / Garehong, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Direktur Jenderal Perlindungan Dan Jaminan Sosial (Dirjen Linjamsos) Harry Hikmat mengatakan, dari data pendamping PKH diketahui ada lima orang meninggal dan 18 dalam pencarian. "Sedangkan 38 orang lainnya selamat dan 1 orang mengalami luka," kata Harry Hikmat di Jakarta, Jumat (3/1).
Lanjut Harry, pihaknya telah memerintahkan seluruh SDM - PKH untuk membantu evakuasi dan pendataan korban sejak hari pertama terjadinya bencana. Tercatat sebanyak 22 SDM PKH dari kabupaten Sukabumi dan wilayah terdekat yang terlibat dalam pencairan korban.
“Pendamping PKH yang ikut serta dalam proses evakuasi bukan hanya pendamping kecamatan Cisolok saja, pendamping kecamatan Palabuhanratu dan pendamping kecamatan Cikakak pun ikut serta dalam proses evakuasi tersebut,” ujar Harry.
Selain ikut serta dalam proses evakuasi, pendamping PKH Kecamatan Cisolok juga melakukan pendataan korban yang selamat maupun meninggal. Jumlah korban keseluruhan berjumlah 32 KK/107 jiwa. Korban yang sejauh ini berhasil dievakuasi terdiri dari korban meninggal berjumlah 9 jiwa, korban luka berat berjumlah 3 jiwa yang saat ini berada di RSUD Palabuhanratu.
Utari, Pekerja Sosial (Peksos) Supervisor PKH kabupaten Sukabumi menjelaskan, pihaknya beserta pendamping PKH dan Tagana bekerja secara bersama memeberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi anak-anak dan ibu-ibu. Pola LDP yang dilakukan melalui kegiatan home visit untuk menghilangkan trauma anak keluarga terdampak bencana longsor.
“Anak-anak akan diberikan LDP guna menghilangkan trauma yang mereka alami,” tegas Utari.
Utari menambahkan, tugas yang tidak kalah beratnya yang dilakukan SDM-PKH adalah melakukan pengumpulan data KPM yang menjadi korban terutama kartu kepersertaan dan buku tabungan mereka. "Kita harus pastikan KPM yang menjadi korban bisa mendapatkan kartu dan buku pengganti yang hilang atau rusak karena tsunami," lanjut Utari.