14 Tewas Dalam Peringatan Revolusi Mesir
jpnn.com - KAIRO -- Setidaknya 14 orang tewas ketika berlangsung aksi menandai tiga tahun gerakan perlawanan yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarak di Mesir.
Hal itu terjadi tatkala Menteri Dalam Negeri Mesir Muhammad Ibrahim menyeru pendukung pemerintah untuk tetap menghadiri acara peringatan revolusi 2011. Mereka diminta berkumpul di lokasi utama Kairo yakni Tahrir Square yang menjadi sentral pergerakan menumbangkan Hosni Mubarak.
Mereka meneriakkan dukungan bagi panglima militer, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi yang Juli lalu memimpin pelengseran Mohammad Morsi, presiden pertama Mesir yang terpilih melalui pemilihan umum secara demokratis.
Pada saat bersamaan demonstran anti pemerintah juga ingin memasuki lapangan Tahrir tapi dihalangi aparat kemanan. Aksi kekerasan pun tak bisa dihindari setelah aparat keamanan melepas tembakan dan gas airmata untuk membubarkannya.
Morsi yang berasal dari gerakan Islam Ikhwanul Muslimin yang oleh pemerintah militer sekarang dinyatakan sebagai organisasi teroris. Pada Sabtu juga terjadi tiga ledakan bom di Kairo dan sekitarnya, sementara hari Jumat beberapa ledakan bom menewaskan enam orang.
Menurut kantor berita BBC, Sabtu (25/1), Ikhwanul Muslimin sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan mereka akan tetap turun ke jalan sampai hak-hak anggota mereka dipulihkan dan 'para pembunuh rakyat' diadili.
Ikhwanul Muslimin dan pendukungnya merencanakan aksi unjuk rasa pasca sholat Jumat di seluruh penjuru negeri. Demonstrasi ini adalah yang kesekian kalinya sejak Presiden Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin dijungkalkan dari posisinya Juli lalu.
Kekerasan dan bentrokan di jalanan Mesir sejauh ini mengakibatkan korban jiwa 29 tewas, 147 terluka. Mayoritas korban tewas di Kairo, dua lainnya di Kota Minya dan seorang wanita tewas di kota kedua Mesir Alexandria. (esy/jpnn)