2 Negara Ini Bakal Menyalip Indonesia Jika Tidak Ada Transformasi Ekonomi
"Salah satunya melalui pembangunan rendah karbon. Aksi nyata ini disebut sebagai ekonomi sirkular," ungkap Vivi.
Dia membeberkan implementasi ekonomi sirkular harus dilakukan pada lima sektor prioritas seperti makanan dan minuman, perdagangan grosir dan eceran, tekstil, peralatan elektronik, dan konstruksi.
Dampaknya, lanjut Vivi, diprediksi pada 2030 akan meningkatnya PDB sebesar Rp 593-638 triliun, terciptanya 4,4 juta lapangan kerja (neto), 75 persen di antaranya berpotensi untuk perempuan.
Kemudian, meningkatnya tabungan rumah tangga sebesar 9 persen, mengurangi timbulan limbah sektoral sebesar 18-52 persen dibandingkan skenario BaU, berkurangnya emisi CO2e sebesar 126 juta ton dibandingkan skenario BaU.
"Hingga berkurangnya penggunaan air sebesar 6,3 miliar meter kubik, dibandingkan skenario BaU," beber dia.
Menurut Vivi, perusahaan dapat berkontribusi untuk pencapaian SDGs dengan cara berinvestasi pada masyarakat, memasukkan kelompok marginal dalam rantai nilai, membayar harga yang adil dan penerapan standar-standar kepada supplier.
Tidak hanya itu, tetapi memahami dampak bisnis terhadap lingkungan, penghematan energi, serta menerapkan procurement berkelanjutan.
Faktanya, kata Vivi, 4 dari 10 perusahaan atau 40 persen dalam kelompok 250 perusahaan terbesar global telah mengadopsi prinsip-prinsip Sustainable Business.