2 Stafsus Milenial Mundur, Indra: Ini Bukti Presiden Kurang Jeli
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan mundurnya dua staf khusus (stafsus) Presiden Jokowi sebagai bukti para milenial tersebut tidak cukup matang untuk masuk ke dalam birokrasi.
“Ini juga bukti, presiden tidak jeli menempatkan orang-orang yang bisa membantu meringankan tugas-tugasnya,” ungkap Indra kepada JPNN.com, Sabtu (25/4).
Sesuai prediksi, menurut Indra, anak-anak muda yang punya potensi besar ini belum cukup matang untuk masuk ke dalam birokrasi. Presiden sebenarnya ingin agar dalam kabinetnya ada keterwakilan milenial. Namun ternyata presiden salah langkah.
Indra berpandangan, belum tepat waktunya para milenial itu masuk dalam birokrasi. Akan tiba saatnya bagi mereka untuk memikul tanggung jawab memimpin bangsa ini tetapi bukan saat ini. Suatu saat nanti, ketika mereka sudah matang dan dapat membedakan kepentingan publik serta kepentingan pribadi.
“Saran saya untuk para stafsus milenial lain, kembali ke masyarakat. Kembangkan dan matangkan diri baru bergabung saat mereka sudah siap," ucapnya.
Indra memberikan apresiasi kepada para milenial yang akhirnya sadar dan mundur dari jabatan stafsus presiden. Akhirnya mereka sadar ternyata mental belum siap membantu presiden.
"Mereka sudah mencoba dan ternyata tidak mampu. Akhirnya mereka berani keluar dari kotak, itu harus diapresiasi," ucapnya.
Presiden, lanjut Indra, tidak perlu memaksakan para milenial untuk berada dalam lingkungan pemerintahan. Yang ada malah membahayakan integritas presiden sendiri.