20 Ribu Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gagal Wisuda, Kok Bisa?
Ketika jumlah mahasiswa yang tidak lulus ujian kompetensi cukup banyak, kata Budi, nama kampus juga bisa menjadi buruk sebab dianggap kampus tidak bisa mendidik mahasiswanya dengan baik.
Jika tidak lulus ujian kompetensi, mahasiswa menambah lagi kuliah selama satu tahun untuk mengikuti retake (ujian ulang).
"Berdasarkan pengalaman kami, mereka yang mengulang ujian, punya kecenderungan untuk gagal lagi di kesempatan kedua dan ketiga,” kata Budi Susatia.
Ada beberapa strategi yang telah diterapkan Budi untuk membekali mahasiswanya sukses dalam mengikuti ujian kompetensi, di antaranya menyiapkan Strategi Belajar Mengajar ujian komptensi.
Oleh karena itu, menurut Budi Susatia, persiapan menjadi sangat penting. Civitas akademika kampus kesehatan, bisa mulai mempersiapkan strategi belajar mengajar terkait ujian kompetensi dengan cara menerapkan hal-hal yang biasa mereka terapkan kepada pasien, seperti melakukan diagnosa atas permasalahan, perencanaan atas cara belajar mengajar, dan intervensi kepada mereka yang perlu diberi pelatihan khusus.
“Untuk lebih menyiapkan mahasiswa sukses ujian kompetensi, tahapan strategi ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu asesmen, diagnosis, perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Karena ujian kompetensi dibuat berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan, sehingga cocok jika pakai pisau analisis yang ada di dunia kesehatan,”terangnya.
Selain itu, lanjut Budi, lakukan persiapan matang. Persiapan ini dilakukan dari beberapa pihak. Misalnya, kampus bisa menggelar uji coba dengan Ujian Berbasis Komputer (CBT).
Bisa juga dengan cara mempelajari soal studi kasus dan pengalaman praktik (vignette), bukan hafalan teori, sharing pengalaman dengan alumni yang sudah lulus.