270 Ribu Orang Indonesia Buta karena Kerusakan Kornea
“Kebutuhan akan donor kornea sangat tinggi di Indonesia, tetapi, kurangnya edukasi dan kesadaran untuk menjadi donor kornea serta keterbatasan fasilitas kesehatan memadai menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan," kata Dr. dr. Johan A. Hutauruk, Sp.M (K), MD, Advisors INASCRS dan Ketua INACORS.
Oleh karenanya, melalui The 7th Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) Biennial Meeting, pihaknya mempromosikan pengembangan kesehatan mata dengan pertukaran teknologi inovatif, penelitian, dan praktik, serta pembangunan kapasitas, khususnya untuk dokter mata muda.
President Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) Dr. Hadi Prakoso, Sp.M (K), MD., mendorong masyarakat untuk mau mendonorkan kornea matanya dengan cara mendaftarkan diri di bank mata. Selama ini, masyarakat Amerika yang paling banyak mendonorkan kornea matanya.
"Bank mata tidak akan mengambil mata orang yang masih hidup. Ketika sudah meninggal, baru kornea matanya yang diambil dan didonorkan kepada orang lain sehingga bisa melihat kembali," terangnya.
Tahun ini, pertemuan INASCRS dilaksanakan bersamaan dengan The 9th Asia Cornea Society (ACS) Biennial Scientific Meeting 2024 dengan tujuan untuk menyediakan sarana pembelajaran dan kolaborasi antardokter spesialis mata.
Hal itu untuk mendorong pertumbuhan ekosistem oftalmologi yang akan membantu mengatasi tantangan dalam meningkatkan jumlah ahli bedah kornea di Indonesia.
Dalam acara tersebut, INASCRS dan ACS juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang meliputi kerja sama khususnya dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kornea, melakukan penelitian bersama, meningkatkan akses ketersediaan donor kornea di Indonesia dan menandai dimulainya afiliasi dalam penyediaan, pelatihan, dan informasi terkait kornea.
“Selain itu, melalui Indonesian Cornea Society (INACORS) yang merupakan organisasi khusus kornea di bawah naungan INASCRS dan Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI), kerja sama ini akan menginisiasi pengumpulan dan pelatihan dokter mata yang memiliki ketertarikan di bidang bedah kornea sehingga dapat meningkatkan jumlah dokter spesialis bedah kornea di Indonesia,” tambahnya.