Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

3 Alasan Din Mengundurkan Diri dari Jabatan Utusan Presiden

Senin, 24 September 2018 – 07:42 WIB
3 Alasan Din Mengundurkan Diri dari Jabatan Utusan Presiden - JPNN.COM
Din Syamsuddin. Foto: Miftahul Hayat/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Din Syamsuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban. Din belum genap setahun menduduki jabatan itu.

Setidaknya ada tiga alasan yang dikemukakan. Pertama, dia tidak ingin dipersepsikan mendukung Joko Widodo sebagai Capres 2019.

Kedua, ingin menegakkan khittah Muhammadiyah. Ketiga, menjaga netralitas Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Din diangkat Joko Widodo menjadi utusan sejak 23 Oktober 2017 lalu. Kemudian mulai efektif bekerja mulai Februari 2018. ’’Saya kemarin (Jumat 21/9, Red) mengirim surat kepada Jokowi. Tentang pengunduran diri saya dari jabatan utusan khusus presiden,’’ katanya saat diwawancara akhir pekan lalu.

Dia menguraikan alasannya mundur dari jabatan utusan khusus tersebut. Din menceritakan sejak Jumat (21/9) Jokowi sudah definitif sebagai Capres dalam Pilpres 2019. Maka Din memutuskan dirinya tidak mau lagi menjadi utusan presiden. Sebab jika dia masih menduduki posisi sebagai utusan presiden, maka otomatis menjadi utusan capres juga.

Din menuturkan ingin menegakkan khittah Muhammadiyah. Bahwa Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik kekuasaan. ’’Saya ingin menegakkan itu dan meneladankan itu,’’ jelasnya.

Selain itu pertimbangan mundur sebagai utusan Presiden karena saat ini Din diberi amanat sebagai ketua dewan pertimbangan (wantim) MUI. Menurutnya sebagai ketua wantim MUI, dirinya harus mengayomi seluruh unsur umat Islam.

Din mengungkapkan bahwa saat ini umat Islam sudah terbelah menjadi dua poros. Yakni umat Islam yang mendukung Jokowi dan Prabowo.

Din Syamsuddin mengundurkan diri dari jabatan Utusan Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News