3 Hari Lagi! Baratayudha di Vote Halal Tourism
Koordinasi gerak antara para penari sangatlah tinggi. Semua harus dilakukan dengan dinamis, harmonis, dan beriringan di antara belasan penarinya. Satu saja gerakan salah, maka rusak pula keindahan yang terurai bagaikan barisan kartu domino yang berjatuhan.
Tak hanya Saman Gayo yang dikenal luas. Rincong (Aceh Besar), Didong (Aceh Tengah), Karawang Gayo (Aceh Tengah), Kupiah Riman (Pidie), Seudati (Pidie), Rumoh Aceh (Aceh Besar), Pinto Aceh (Banda Aceh), Rabbani Wahed (Bireuen), Bines (Gayo Lues), Dumpeng (Aceh Singkil) dan Rapa-i Geleng (Aceh Barat Daya) juga tak kalah ngetopnya. Belasan seni budaya Aceh tadi sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Ini adalah pengakuan nasional untuk menjaga dan melestarikan budaya-budaya lokal di seluruh nusantara. Jadi tidak ada lagi orang yang bisa mengklaim sebagai budaya mereka,” kata Reza didampingi Sulaiman Ramdhani yang terus menggiring warga Aceh untuk voteindonesia.com.
Dalam seni sastra, provinsi ini memiliki 80 cerita rakyat yang terdapat dalam Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Aneuk Jame, Tamiang dan Semelue. Bentuk sastra lainnya adalah puisi yang dikenal dengan hikayat, dengan salah satu hikayat yang terkenal adalah Perang Sabi (Perang Sabil). Dan yang perlu dicatat, beragam orisinalitas, keunikan, filosofi yang universal, serta daya tular yang luas kepada masyarakat tadi semuanya bernapaskan Islam.
Karena budaya Nanggroe Aceh Darussalam berlandaskan Islam, maka halal pun menjadi keniscayaan. Di sana hidup adat istiadat Melayu yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakat bersendikan hukum syariat Islam. Masyarakat Aceh dijamin sangat concern pada norma dan nilai, sangat taat pada tata dan etika, Dan ini semua tercermin dalam setiap aktivitas masyarakatnya.
“Bandara Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, dan Daya Tarik Wisata Terbaik se-Indonesia ada di Aceh. Masa yang punya daya tarik kuat seperti itu kalah dengan Malaysia, Azerbaijan, Palestina dan Saudi Arabia?” ungkap Reza.
Di Kompetisi Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016, Aceh telah membuktikan kemampuannya untuk mengibarkan prestasi tertinggi nasional. Cerminannya bisa dilihat dari kategori Airport Ramah Wisatawan Muslim Terbaik yang dimenangkan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Setelah itu, ada Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik yang dimenangkan Aceh.
Satu lainnya, Daya Tarik Wisata Terbaik direbut Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. “Kami butuh dukungan semua lini untuk memenangkan kompetisi halal dunia. Tak hanya Aceh, belasan wakil Indonesia lainnya juga butuh vote dari seluruh masyarakat Indonesia,” ucap Reza.