3 Oknum TNI Terlibat Penculikan Warga Aceh, Kalimat Kadispenad Tegas Begini
"Perlu saya sampaikan bahwa hasil visum maupun hasil autopsi sampai saat ini belum keluar sehingga kami masih menunggu. Saya mengimbau teman-teman media untuk tidak terpengaruh oleh mungkin video-video viral atau gambar-gambar yang tersebar melalui media sosial yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," tutur Hamim.
Dia menyebut Dinas Penerangan TNI AD bersama Pomdam Jaya pasti akan menyampaikan perkembangan terbaru kepada publik manakala ada informasi yang telah dihimpun sudah lengkap.
"Baik itu hasil konstruksi maupun pasal-pasal yang dikenakan, itu nanti akan kami sampaikan setelah proses penyidikan. Kemudian (saat) hasil visum dan autopsi keluar, ditemukan lagi alat bukti maupun peran-peran dari saksi-saksi, akan kami sampaikan," kata Kadispenad.
Sejauh ini, penyidik juga belum dapat menjelaskan lebih mendetail motif para pelaku menculik, memeras, dan menganiaya korban bernama Imam Masykur (25 tahun) hingga warga Aceh itu meninggal dunia.
"Untuk mengungkap secara tuntas, seperti yang saya sampaikan tadi, apakah ada latar belakang yang lain terkait obat-obatan, apakah sekadar penculikan dilatarbelakangi (motif) ekonomi dan sebagainya, ini masih didalami dan diungkap oleh penyidik," ujarnya.
Ketiga oknum prajurit TNI AD yang terlibat penculikan itu ialah Praka RM (anggota Paspampres), Praka HS (anggota Direktorat Topografi TNI AD), dan Praka J (anggota Kodam Iskandar Muda).
Mereka beraksi bersama seorang warga sipil berinisial ZSS (kakak ipar Praka RM), menculik, memeras, dan menganiaya Imam hingga korban tewas.
Para pelaku juga menculik satu warga sipil lainnya, tetapi dilepaskan di Tol Jagorawi daerah Cikeas. Korban selamat itu telah diminta keterangannya oleh Pomdam Jaya sebagai saksi.