30 Negara Bersatu Tumpas ISIS
jpnn.com - PARIS - Kemarahan dunia terhadap Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kian memuncak. Upaya menghancurkan organisasi militan itu terus digalang. Di Paris, Prancis, wakil dari 30 negara bertemu untuk membahas penumpasan ISIS yang juga disebut ISIL atau IS itu kemarin (15/9). Selain negara-negara Uni Eropa, hadir Qatar, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, serta beberapa negara lain.
Tujuan utama konferensi tersebut adalah menyediakan bantuan militer yang memadai untuk Iraq. Dengan begitu, negara tersebut bisa menang saat bertempur melawan militan ISIS. Selain itu, pertemuan tersebut membahas dampak politik, keamanan, dan kemanusiaan saat dan pasca serangan terhadap ISIS.
"Pertempuran Iraq melawan teroris adalah pertempuran kita juga. Kita harus berkomitmen bersama (menghancurkan ISIS). Itu tujuan konferensi ini," tegas Presiden Prancis Francois Hollande saat membuka pertemuan.
Prancis kemarin juga menyatakan siap bergabung dengan serangan udara yang dipimpin AS di Iraq. Namun, serangan terhadap basis utama ISIS di Syria mungkin agak sulit. Sebab, pemerintah Syria tidak diakui AS dan sekutunya sehingga mereka tidak bisa bekerja sama. Hal itu berbeda dengan Iraq yang pemerintahannya ditunjuk AS setelah Paman Sam meninggalkan negara tersebut.
Pesawat mata-mata Prancis pun mulai terbang di Iraq kemarin. "Kami telah meminta izin kepada pemerintah Iraq untuk terbang di wilayah udara mereka," ujar Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius.
Selain 30 negara yang hadir dalam konferensi tersebut, ada negara-negara lain yang menawarkan bantuan untuk memerangi ISIS. Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengungkapkan, ada 40 negara yang sudah menawarkan diri membantu. Namun, dia tidak memerinci negara-negara tersebut.
Sikap sebaliknya ditunjukkan Iran. Negara yang dipimpin Hassan Rouhani itu menolak mentah-mentah untuk bergabung.
"Sejak awal, AS melalui duta besarnya di Iraq menanyakan apakah kami bisa bekerja sama melawan ISIS. Saya katakan tidak karena tangan mereka (AS) kotor," tegas pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut dia, persetujuan dukungan hanya bakal membuat AS bebas membombardir berbagai wilayah di Iraq dan Syria seperti yang selama ini mereka lakukan. AS sudah memiliki cetak biru rencana perlawanan secara serempak terhadap ISIS di Iraq dan Syria. AS jugalah yang nanti memimpin serangan membawahkan tiga puluh negara tersebut. Saat ini AS sudah melakukan 150 kali serangan udara di Iraq untuk membasmi ISIS.