5 Kehebatan Tim Putra Indonesia Si Jawara Badminton Asia
Sejak melawan Korea di semifinal hingga Tiongkok di final, tim pelatih memasang Ahsan/Angga dan Rian/Hendra.
3. Jonatan Christie menjawab kepercayaan tim pelatih yang selalu menurunkan dia sebagai tunggal pertama. Biasanya, dalam sebuah pertandingan beregu, pemain pertama adalah ujung tombak untuk berjuang memastikan poin pertama.
Jojo, panggilan pemain kelahiran Jakarta berusia 20 tahun ini sempurna mengemban tugas. Jojo selalu main sejak penyisihan hingga final dan selalu menang. Ini nama-nama korban Jojo: Hussein Zayan Shaheed (Maladewa), Ros Leonard Pedrosa (Filipina), Srikanth Kidambi (India), Kenta Nishimoto (Jepang), Son Wan Ho (Korea) dan Shi Yuqi (Tiongkok)
4. Semua pemain di tim memberikan peran penting buat tim. Ihsan Maulana Mustofa menyumbang poin. Bahkan yang paling mengejutkan, bukan buat Indonesia saja namun hingga dunia, adalah kemenangan Firman Abdul Kholik.
Tunggal dengan pegangan kidal itu menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Korea di semifinal. Firman menang di partai kelima, membuat skor menjadi 3-2. Firman sempat tertinggal 14-20 dari tunggal Korea Lee Dong Keun di game ketiga. Pemain Banjar itu mengejar delapan angka hingga menang.
5. Perjalanan tim putra Indonesia ke tangga juara tidak melewati jalan yang mudah. Okelah di penyisihan grup mendapat dua lawan yang di atas kertas jauh di bawah Jonatan dkk yakni Maladewa dan Filipina. Namun sejak penentuan juara grup (dengan India) sudah mulai berat.
Setelah India, Indonesia ketemu tim sarat bintang, Jepang di perempat final. Indonesia malah menyapu bersih tiga partai awal, 3-0. Di semifinal jumpa Korea. Dengan susah payah akhirnya menang juga 3-2.
Pada final kemarin, Tiongkok dihajar 3-1. Meski Tiongkok tanpa ganda-ganda putra terbaik mereka, namun bukan rahasia lagi tim yang di Alor Setar ini merupakan skuat yang sudah digodok sejak generasi Chen Long dan Lin Dan gagal total di Piala Thomas 2016, di kandang sendiri.