54 Tahun Kopri PMII: Telah Melahirkan Banyak Tokoh yang Bermanfaat
jpnn.com, JAKARTA - Lebih dari satu abad Korps PMII Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir di pangkuan ibu pertiwi.
Sejak didirikan pada 25 November 1967 silam, eksistensi dan pergerakannya cukup mewarnai hiruk pikuk kebangsaan terutama berkaitan dengan peran pemuda dan perempuan dalam membangun agama dan negara di Indonesia.
Lokus kajian gender dan perlindungan terhadap kelompok minoritas menjadi ciri khas Kopri PMII untuk berkontribusi secara ril kepada masyarakat terutama kaum perempuan dan anak.
Mahasiswi yang belajar di perguruan tinggi tidak bisa berdiam diri ketika melihat kondisi sosial yang jauh dari harapan, harus resah ketika perempuan diberlakukan tidak adil oleh lingkungan.
Di usianya yang mencapai 54 tahun, Kopri PMII berkomitmen melakukan pemberdayaan dan membangun eksistensi kepemimpinan pergerakan dengan sentuhan lembut kader PMII putri di seluruh rayon (fakultas), komisariat (institut/universitas), cabang (kabupaten/kota), PKC (provinsi) dan PB (pusat).
Tidak hanya sebagai organisasi mahasiswa, Kopri telah berubah menjadi rumah besar kelompok akademisi untuk memberikan pendidikan dan menuntaskan segala persoalan berkaitan dengan isu gender dan kekerasan.
Ketua Umum Kopri PB PMII Maya Muizatil Lutfillah mengatakan Kopri tumbuh dan berkembang menjadi komponen strategis dalam perjuangan tunas bangsa bebas merdeka, putra bangsa yang mandiri, dan bertanggung jawab dalam menentukan sikap dan tindakannya.
PMII meyakini bekal pembinaan dan penempaan yang dilalui oleh setiap pribadi kader putri baik di bidang penguatan keimanan, pengetahuan keagamaan, dan orientasi perjuangan dapat mewujudkan cita-cita besar bangsa hingga bekal kepemimpinan para kader putri dalam realisasi pribadi yang dapat dibanggakan oleh orang tua, keluarga, PMII, agama, bangsa dan negara sebagai kader bangsa yang mempelopori kemajuan Indonesia.