55 Tahun Beroperasi, PTVI Junjung Tinggi Pilar 3P dalam Industri Pertambangan
jpnn.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia (PTVI) selama 55 tahun beroperasi memantapkan diri sebagai produsen nikel dengan jejak karbon terkecil di Indonesia.
CEO PTVI Febriany Eddy mengatakan untuk menerapkan praktik pertambangan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek sebelum dan setelah penambangan, perseroan membagi alokasi anggaran untuk tiga bagian, yakni 22 persen untuk pra penambangan dan konservasi, 53 persen untuk proses penambangan, dan 25 persen untuk pascatambang termasuk rehabilitasi.
"Hingga Juli 2022 lahan bekas tambang yang sudah direklamasi di Blok Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, sudah mencapai 3.338,61 hektar, dari total lahan konsesi yang telah dibuka seluas 5.376,5 hektar. Total pohon yang sudah ditanam di lahan reklamasi mencapai 4,4 juta pohon," ungkap Febriany di Jakarta, Rabu (14/12).
Selain itu, PT Vale juga melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) lintas batas seluas 10 ribu hektar dengan area yang tersebar di 13 kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten tersebut yakni Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, Soppeng, Maros, Gowa, dan Takalar.
Adapun jumlah pohon yang ditanam oleh PT Vale Indonesia untuk rehabilitasi DAS lintas batas seluas 10 ribu hektar tersebut jumlahnya mencapai 8,6 juta pohon.
"Jika ditotal dengan lahan reklamasi, jumlah pohon yang sudah ditanam oleh perusahaan totalnya mencapai 13 juta pohon," ungkap Febriany.
PTVI juga berkontribusi terhadap kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasinya. Danau Matano, yang terletak di jantung operasi PTVI di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu danau terbersih di Indonesia, dengan total kadar padatan terlarut 186mg per liter, jauh lebih rendah dari standar minum Indonesia sebesar 500mg per liter.
Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat PTVI juga menyediakan akses pendidikan, instruksi pertanian organik, serta inkubasi dan dukungan UKM lokal.