6 Gejala Bayi Kekurangan ASI
jpnn.com - Setelah melahirkan, fase selanjutnya yang mesti dilewati seorang ibu adalah memberikan ASI melalui proses menyusui. Fase ini tidak mudah, karena masalah bisa datang kapan saja dan memengaruhi proses menyusui. Kondisi ini bikin ibu khawatir akan risiko bayi kekurangan ASI.
Bukan masalah sepele, bayi yang kurang minum ASI berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Ini karena ASI adalah nutrisi paling sempurna yang dibutuhkan oleh bayi usia 0–6 bulan.
Atas dasar itu, setiap ibu dianjurkan untuk mengetahui gejala bayi kekurangan ASI agar si buah hati tetap bisa bertumbuh dan berkembang dengan optimal.
Gejala bayi kurang ASI
Si Kecil yang terlihat ingin terus menyusu bukanlah gejala pasti dari bayi yang kurang ASI. Nyatanya, ASI terserap sangat cepat dan sempurna di dalam tubuh bayi dan karenanya si Kecil harus menyusu kembali setiap 2 atau 3 jam.
"Growth spurt juga bisa jadi penyebab lain bayi yang terlihat haus dan ingin terus menyusu. Growth spurt adalah fase percepatan pertumbuhan bayi sehingga dirinya membutuhkan nutrisi lebih banyak dari biasanya," ujar dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter.
Lantas, apa yang menjadi gejala bayi kekurangan ASI?
- Bayi akan mengalami penurunan berat badan
- Frekuensi buang air kecil pada bayi berkurang, yaitu kurang dari 8 popok kain atau kurang dari 6 popok sekali pakai dalam 24 jam
- Setelah kekurangan ASI terjadi selama 5 hari, feses bayi menjadi sedikit dan tetap berwarna hijau atau hitam
- Warna urine bayi terlihat gelap, seperti warna jus apel. Padahal, bayi yang sehat memiliki warna urine jernih
- Bayi terlihat rewel dan letargi, yaitu terlihat mengantuk saat menyusu dan lekas marah saat ‘dilepas’ dari puting payudara
- Payudara Anda tidak terasa lunak setelah menyusui
"Jika gejala tersebut terjadi pada buah hati Anda, segera konsultasikan dengan dokter anak agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan. Bayi yang kurang ASI berpotensi mengalami dehidrasi dan gangguan tumbuh kembang," saran dr. Dyah.