7 Staf Khusus Presiden dari Milenial Itu Dapat Keistimewaan
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi memberikan keistimewaan kepada tujuh staf khusus presiden dari kalangan milenial. Suami dari Iriana itu tidak mewajibkan mereka masuk kantor setiap hari.
"Tidak penuh waktu. Beliau-beliau ini sudah memiliki kegiatan, memiliki pekerjaan yang bisa mingguan. Tidak harus ketemu, tetapi minimal 1-2 minggu ketemu tidak harus harian ketemu, tetapi masukan setiap jam, setiap menit bisa saja," kata Jokowi, di veranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11).
Jokowi memperkenalkan tujuh staf khusus yang berasal dari kalangan milenial kemarin. Mereka ialah Adamas Belva Syah Devara (pendiri Ruang Guru), Putri Indahsari Tanjung (CEO dan pendiri Creativepreneur), Andi Taufan Garuda Putra (CEO Amarta), Ayu Kartika Dewi (pendiri Gerakan Sabang Merauke atau 1000 Anak Bangsa Merantau untuk Kembali), Gracia Billy Mambrasar (CEO Kitong Bisa), Angkie Yudistia (pendiri Thisable Enterprise) dan Aminuddin Maruf (santri yang juga ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia 2014-2017).
"Saya ingin ada inovasi-inovasi baru, gagasan-gagasan baru, ide-ide baru, terobosan baru, sehingga makin memudahkan mengelola negara ini, golnya ke sana," kata Jokowi.
Ia mencontohkan aplikasi yang akan diterapkan di puskesmas-puskesmas dan sekolah. "Contoh kita punya puskesmas yang tersebar di seluruh Tanah Air, bagaimana pendekatan aplikasi sistem pendekatan yang paling gampang agar bisa berhubungan langsung ke mereka, ada 300.000 sekolah bagaimana kita bisa bicara dengan mereka dengan aplikasi sistem yang dibangun, ada 514 kabupaten/kota bagaimana menangani keluhan sehingga bisa memberikan perintah-perintah, arahnya ke sana," kata dia.
Jokowi tidak memberikan target khusus kepada tujuh staf khusus itu. "Kerja dengan saya pasti ada target, tetapi saya tidak ingin harus setiap hari beliau-beliau ini ke sini yang penting target yang saya berikan keluarannya bisa dapat dan bisa dimanfaatkan untuk perbaikan sistem yang ada," kata dia.
Jokowi pun mengaku lama melakukan pendekatan ke para staf khusus itu. "Coba ditanyakan ke beliau-beliau ini sudah berapa tahun saya berbicara dengan mereka dan kemudian sudah berapa bulan saya ajak bicara dalam rangka mempersiapkan ini, enggak pernah saya namanya mendadak," katanya. (antara/jpnn)