70 Persen Honorer K2 Gaptek
jpnn.com - TASIK - Komunitas Tenaga Sukwan Indonesia (KTSI) Kota Tasikmalaya mengatakan sebanyak 70 persen tenaga honorer kategori dua (K2) tidak bisa mengoperasikan komputer. Dengan begitu mereka kebingungan saat tes CPNS dilaksanakan menggunakan sistem komputerisasi.
"Dari 631 K2 yang sudah lolos verifikasi. Sebanyak 70 persen tidak bisa menggunakan komputer," ujar Ketua KTSI Kota Tasikmalaya Nedi Junaedi saat dihubungi Radar (Grup JPNN), Kamis (12/9).
Dia menjelaskan rata-rata honorer K2 yang telah lulus verifikasi administrasi hanya lulusan SMP dan SMA. Sebab saat ini mereka bekerja sebagai penjaga sekolah atau tukang parkir. "Jadi mana mungkin mereka bisa mengoperasikan komputer. Jika tes nanti menggunakan sistem komputerisasi," tuturnya.
Untuk itu, kata Nedi, dia berharap jika pelaksanaan tes K2 digelar bisa dilaksanakan secara manual. Namun jika tetap menggunakan komputerisasi maka pemkot harus terlebih dahulu melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada honorer K2.
"Kalau keinginan para honorer lebih baik tes secara manual. Sebab faktanya banyak K2 yang tidak bisa komputer," ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya Enjang Bilawini mengakui banyak honorer K2 banyak yang gagap terhadap teknologi, khususnya dalam mengoperasikan komputer.
Menurut informasi yang ia ketahui, Kememen PAN RB ingin meningkatkan kualitas PNS. Salah satunya melakukan seleksi dengan cara komputerisasi. "Ya itulah di satu sisi Men PAN(RB) katanya mau meningkatkan kualitas di sisi lain faktanya seperti itu, honorer K2 masih gaptek," ujarnya.
Dia berharap pelaksanaan tes seleksi CPNS kategori 2 dapat dilakukan secara manual sehingga tidak menjadi beban para honorer K2. "Seperti biasa saja dilakukan manual. Jangan sampai proses seleksi teknis seleksi yang ribet menambah beban mereka," tuturnya.