Namun dalam sepekan terakhir, muncul perbandingan dengan pendekatan anti-narkoba di Indonesia setelah Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Tito memerintahkan polisi untuk menembak pelaku narkoba yang melawan saat penangkapan.
"Sudah saya katakan, sudahlah tegasin saja. Terutama pengedar-pengedar narkoba asing yang masuk dan sedikit melawan. Sudah, langsung ditembak saja. Jangan diberi ampun," kata Presiden Joko Widodo.
"Karena betul-betul kita ini ada pada posisi yang darurat di dalam urusan narkoba," lanjut dia.
Komjen Budi Waseso mengatakan tidak tahu berapa banyak pelaku telah terbunuh tahun ini, namun dia tidak meminta maaf atas mereka yang terbunuh.
"Kami menganggap mereka sebagai pembunuh. Mereka itu pembunuh," katanya.
Dia juga menyerukan peningkatan penggunaan hukuman mati, meski mengakui hal itu tidak ada dampaknya pada perdagangan narkoba sejak eksekusi dua warga Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dan lainnya.
"Anda belum bisa melihat dampaknya karena kita masih ragu dalam menerapkannya (hukuman mati) karena adanya tekanan dari luar negeri," katanya.
"Kita baru serius menangani kejahatan terkait narkoba baru-baru ini saja," jelasnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News