8 Fakta Kasus Dokter Helmi Tembak Mati Dr Letty
Sesuai protap, setiap tamu pejalan kaki yang hendak masuk ke dalam wilayah polda pasti diperiksa isi tasnya.
Saat petugas jaga mendapati dua pucuk senpi di dalam tas Helmi, sontak petugas jaga langsung mengamanan Helmi berikut isi tasnya itu. Kepada petugas jaga, Helmi terus terang mengatakan kalau dia baru saja membunuh istrinya, dan dia datang ke sini untuk menyerahkan diri.
Aparat Subdit Jatanras Polda Metro Jaya yang dihubungi langsung mendatangi pintu masuk utara untuk mengamankan Helmi, dan menggiringnya ke gedung Direktorat Reskrimum. Barang bukti senpi jenis Revolver dan FN disita untuk barang bukti.
"Saat ini masih dilakukan pengembangan penyidikan untuk mengungkap asal senpi-senpi dan pelurunya tersebut," kata Argo.
Enam, ketika diperiksa penyidik, Helmi kerap berbicara ngawur tak karuan. Helmi mengaku menembaki istrinya hingga tewas hanya untuk menjalankan perintah saja. Namun dia tak menyebutkan siapa yang memerintahkannya itu. "Perintah, perintah. Saya hanya diperintah," lontarnya saat diperiksa penyidik.
Tujuh, dalam pemeriksaan tes urine, hasilnya urine Helmi positip mengandung zat Benzodiazepine atau zat Benzo yang biasa menjadi bahan baku obat penenang. Helmi menjawab gusar ketika ditanya untuk apa mengomsumsi obat penenang.
"Gua punya gangguan psikotik. Lu tau gak gangguang psikotik? Tanya dokter!" hardik Helmi kepada penyidik, seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group).
Delapan, dengan nada lirih Helmi berguman sendiri kalau dirinya akan menyusul istrinya. Namun sejurus kemudian pernyataan Helmi kembali ngawur.