8 Poin Catatan dari Indra seputar PPDB 2019 Sistem Zonasi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji mendukung penerapan penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi. Dia yakin, sistem zonasi akan mampu menghapus diskriminasi antara sekolah favorit dan tidak favorit.
"Zonasi dalam PPDB ini bagus bila berjalan baik. Namun, zonasi PPDB akan berjalan maksimal bila semua sekolah digratiskan. Selama masih ada sekolah yang bayar, zonasi PPDB tidak jalan optimal," kata Indra kepada JPNN, Selasa (18/6).
Delapan catatan dari Indra seputar PPDB sistem zonasi:
1. Meningkatkan APM (angka partisipasi murni) yang lima tahun terakhir kenaikannya kurang dari satu persen. Padahal sudah ada BOS (bantuan operasional sekolah) dan KIP (kartu Indonesia pintar).
2. Karena yang sekolah di sekolah gratis (negeri favorit) didominasi oleh anak-anak orang kaya karena syarat PPDB dahulu kala menggunakan nilai, otomatis anak kaya punya kesempatan lebih luas (bisa ikut bimbel, bisa beli buku, bisa kasih gratifikasi).
BACA JUGA: Pendaftaran PPDB 2019 Jalur Zonasi: Tidak Punya KK, Jangan Risau
3. Kondisi di atas membuat mutu pendidikan turun (PISA, INAP, dll). Di sekolah negeri favorit pada santai karena anak-anaknya sudah pintar-pintar dan berlatar belakang orang kaya. Sedang di swasta karena banyak anak miskin malah makin jatuh karena kualitas guru dan fasilitas benar-benar seadanya.
4. Karena sekarang sekolah negeri favorit, gratis dengan biaya penuh dari pemerintah, harusnya mutu pelayanan di mana pun sama. Sehingga tidak dibenarkan untuk ada sekolah negeri favorit. Kalau mau cari sekolah favorit, carilah sekolah swasta karena biayanya dari masyarakat. Dan banyak sekolah swasta bagus bahkan standar internasional. Model seperti ini sama seperti di luar negeri di mana mutu sekolah swasta di atas sekolah negeri favorit karena berbayar.
5. Harus terjadi penyebaran distribusi siswa-siswa pintar di semua sekolah negeri sehingga tidak ada kasta baik dari kecerdasan maupun kekayaan orang tua.