ACFTA jadi Peluang Sekaligus Ancaman
Pemerintah Diminta Benahi PerekonomianSelasa, 12 Januari 2010 – 20:24 WIB
Ditegaskan Rizal, Indonesia bisa keluar dari keterpurukan asalkan tidak meganut mazhab neo-liberalisme (neolib). Mazhab neolib, lanjutnya, seolah hanya menganggap kuatnya kurs sebagai rupiah menjadi hal yang baik. "Tapi sebenarnya untuk industri, semakin rendah nilai rupiah akan membantu penjualan dan penyerapan hasil produksi lokal di dalam negeri atau pun untuk ekspor,” tegas mantan Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur itu.
Demikian juga dengan masalah bunga kredit. Rizal menegaskan, paham neolib menilai sah saja jika tinggi. Namun untuk mendukung industrialisasi, seharusnya bunga kredit rendah. ”Saya tidak alergi dengan FTA. Namun kita harus punya strategi, bukan kebijakan ugal-ugalan. Kalau FTA untuk sektor tambang, sawit, perikanan, dan LNG, saya dukung karena kita siap,” lanjutnya.