Ada Baiknya Jika Jokowi Gaet Tokoh Intel Jadi Cawapres
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai dua tokoh berlatar belakang intelijen cocok untuk menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Dua tokoh itu adalah Budi Gunawan (BG) dan As’ad Said Ali.
BG yang pernah menjadi Wakapolri, saat ini menjabat kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sedangkan As'ad yang kini dikenal sebagai tokoh Nahdatul Ulama (NU) pernah menjawi wakil kepala BIN.
"As'ad Said Ali masuk lagi, ini menjadi suatu fenomena menarik, dua tokoh intelijen masuk dalam bursa cawapres. Ini sangat menarik," kata Neta dalam acara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (6/6).
Neta pun mendorong As’ad untuk mendeklarasikan diri. Sebab, mantan wakil ketua umum PBNU itu tertinggal secara elektabilitas dibandingkan tokoh-tokoh lain.
"Jika mau maju, dia perlu sosialisasi super-cepat masuk ke bursa yang serius," kata dia.
Sementara Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai As’ad merupakan figur tepat untuk merepresentasikan Islam dan intelijen. Menurutnya, As’ad memiliki karakter yang cocok untuk keadaan Indonesia saat ini.
Karyono menjelaskan, Jokowi sebaiknya menggandeng cawapres berlatar belakang intelijen lantaran saat ini ideologi transnasional sedang meneror dunia termasuk Indonesia. Karena itu Karyono menilai Jokowi butuh figur pendamping yang mampu menangkis ancaman itu.
"Justru Rusia maju karena dipimpin orang intelijen dua periode. Rusia lebih maju dan lebih stabil dan kuat setelah Rusia runtuh," tandas dia.(tan/jpnn)