Ada Lagi Dugaan Percobaan Culik Anak, Polisi tak Mau Gegabah
Mereka datang menjemput anak sebelum bel pulang sekolah berdentang. Bahkan, para orang tua yang semula menitipkan anak untuk dijemput orang lain kini menjemput sendiri.
“Jelas waswas adanya info tersebut. Makanya sekarang saya jemput anak sendiri sebelum jam pulang sekolah,” ungkap Endang Suryaningsih, 37, salah seorang wali murid SDN Kledokan.
Kecemasan para orang tua siswa bukan tanpa alasan. Pada April lalu kasus penculikan dialami siswi SDN Legundi 1, Girimulyo, Panggang, Gunungkidul. Sebagaimana diberitakan Radar Jogja, Senin (2/4), korban disekap dalam mobil saat berangkat sekolah. Sekitar pukul 06.30. Di dalam mobil, perhiasan yang dikenakan korban dilucuti oleh pelaku.
Pelaku terdiri atas tiga orang. Mereka berbagi peran. Salah seorang bertindak sebagai sopir. Seorang lainnya menarik dan mengangkat tubuh korban ke dalam mobil. Seorang lagi melucuti perhiasan milik korban.
Kembali pada peristiwa yang dialami Mawar dan Melati, kasus ini telah dilaporkan ke polisi. Penyidik Polsek Kalasan segera melakukan penyelidikan. Untuk mengumpulkan alat bukti. Termasuk meminta keterangan dari Mawar dan Melati.
Hanya, polisi belum bisa menyimpulkan kasus tersebut sebagai tindakan upaya penculikan. “Karena tak ada bukti dan minim saksi,” ungkap Kapolsek Kalasan Kompol Partono.
Partono mengaku tak ingin gegabah dalam penyelidikan. Karena isu penculikan anak cukup sensitif di kalangan masyarakat. Sementara keterangan yang diperoleh dari para korban tidak maksimal. Salah satunya tentang pelemparan batu oleh orang tua teman Mawar ke arah mobil terduga penculik. Tindakan itu untuk mencegah pelaku membawa Mawar. Kemudian mobil itu melaju ke arah selatan.
“Anak itu (Mawar) bilang begitu (pelemparan mobil, Red). Tapi keterangannya berubah-ubah,” katanya.