Ada yang Lebaran 19 September
Selasa, 15 September 2009 – 04:55 WIB
Berbeda lagi kalangan Tarikat Syattariah. Tuanku Qhadi Ulakan, Tuanku Ali Imran, mengatakan kalangan Tarikat Syattariah dalam menentukan awal Syawal akan diawali dengan tradisi maniliak bulan yang dijadwalkan hari Minggu. Hal itu ditetapkan berdasarkan bilangan takwim khamsiah, di mana waktu melihat bulan untuk menentukan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Minggu. Hal itu bahkan telah berlangsung secara turun temurun sejak zaman Syekh Burhanuddin. Dan hingga saat ini bagi kaum Syattariah tradisi tersebut masih tetap bertahan.
"Bila ternyata pada hari Minggu tersebut bulan bisa terlihat, maka secara otomatis keesokan harinya berarti telah masuk tanggal satu Syawal, atau berarti masuknya Hari Raya Idul Fitri," terang Tuanku Ali Imran. Lain halnya bila bulan tidak bisa kelihatan mungkin karena sesuatu dan lain hal, maka pada malam harinya langsung diadakan sidang atau musyawarah di kalangan ulama Syattariyah di kompleks Masjid Syekh Burhanuddin di Ulakan. "Tapi kalau bulan bisa kelihatan pada hari tersebut, maka bisa jadi Hari Raya Idul Fitri akan jatuh pada hari Senin atau keesokan harinya," ungkapnya. (cr15/ris/sam/JPNN)