ADB Bahas Krisis Asia di Indonesia
jpnn.com - JAKARTA – Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) akan menyelenggarakan meeting (pertemuan) ke-42 pada Mei 2009. Indonesia mendapat kehormatan karena pelaksanannya digelar di Indonesia, tepatnya di Bali. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan menyambut positif keputusan ADB tersebut. Hal itu disampaikannya ketika menerima kunjungan Presiden ADB, Haruhiko Kuroda di Kantor Presiden Jakarta, Senin siang (16/2).
Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Presiden SBY menyambut gembira atas keputusan ADB yang memutuskan pertemuan ADB ke-42 tahun 2009 dilaksanakan di Indonesia pada Mei mendatang. “Presiden SBY dalam pertemuan tadi menyampaikan respon positif. Beliau sambut gembira Indonesia dijadikan tuan rumah. Ini sangat penting, karena Indonesia mendapat kepercayaan yang tinggi, selain itu dalam kondisi krisis ekonomi global momen ini menjadi sangat penting,” papar Sri dalam jumpa pers bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, dan Presiden ADB Haruhiko Kuroda, usai pertemuan dengan SBY.
Menurut Sri, dalam pertemuan ADB Mei mendatang, sekitar 3.000 undangan akan memadati Bali. “Tentu peran ADB sangat diharapkan sangat manfaatnya bagi Asia, terutama bagi Indonesia. Makanya Presiden men-support sekali agenda ADB ini. Sebelumnya, kita (Indonesia) pernah menjadi tuan rumah pada pertemuan ADB 1976 di Jakarta,” bebernya.
Secara umum, kata Sri, posisi ADB terhadap Indonesia ialah mendukung kebijakan pemerintah Indonesia terutama pada bidang ekonomi. “ADB mendukung kebijakan Indonesia dalam mengatasi krisis. Tentu bukan hanya Indonesia yang diberinya dukungan, tetapi seluruh Asia,” paparnya.
Haruhiko Kuroda dalam jumpa persnya menyampaikan perasaan senangnya karena Indonesia telah bersedia menjadi tuan rumah. “Kita bangga, karena presiden SBY menyambut positif rencana pertemuan ini di Indonesia. Kita berharap, dengan pertemuan ADB ke-42 nanti, banyak solusi yang dimunculkan untuk mengatasi krisis ekonomi global, terutama di Asia Pasifik,” pungkasnya.(gus/jpnn)