Ade Armando Minta BPOM Jangan Menghambat Peredaran Ivermectin
"Ini juga menjadi masalah karena banyak dokter yang menolak memberi resep Ivermectim, dan berhubungan dengan dokter untuk sekadar memperoleh resep pun bukan menjadi bagian tradisi rakyat kecil," tuturnya.
Yang menghubungi dokter dengan aplikasi semacam Halodoc, kata Ade, itu hanya untuk masyarakat menengah ke atas kaum elite. Rakyat akan akan kesulitan memperoleh Ivermectim dan mereka akan menjadi korban yang paling rentan.
"Oleh karena itu wahai tuan tuan dan nyonya nyonya Badan POM dukunglah penggunaan Ivermectin, jangan terus menyuarakan Ivermectin adalah sekadar obat cacing. Janganlah menyegel pabrik produsen Ivermectin hanya karena alasan administrative,” kata Ade.
Ade meminta BPOM untuk membantu masyarakat agar obat Ivermectin dapat diperoleh dengan mudah di semua tempat.
“Dukunglah distributor informasi agar rakyat memilih menggunakan Ivermectin bisa memperolehnya dengan mudah dan murah tidak usah dipersulit memperoleh Ivermectin dengan mensyaratkan resep dokter untuk memperolehnya," pinta Ade.
Yang penting, lanjutnya Ade, Badan POM menjelaskan kepada masyarakat bahwa Penggunaan informasi harus dengan dilakukan dengan secara terbatas dan berhati-hati kampanyekan penjelasan itu melalui media.
"Badan POM sekarang punya dua pilihan, bersikap kaku dan membiarkan jutaan rakyat Indonesia menjadi korban atau bersikap bijaksana dan mendukung penggunaan obat ajaib yang mudah-mudahan memang bisa membantu pemenangan perang kita atas Covid-19," pungkas Ade.(fri/jpnn)