Adian Napitupulu: Mereka Bercerita Sambil Menangis
Dari perbincangan tersebut, Setjen DPR bersedia menjembatani. Hanya sayangnya tidak ada uang kas. Butuh waktu untuk menganggarkannya.
Adian akhirnya berinisiatif merogoh kantong pribadi, bahkan meminjam uang dari sejumlah teman-teman sesama aktivis yang kini telah berprofesi sebagai pengusaha.
"Saya bilang, ini kan sekitar Rp 1,8 miliar. Kalau saya carikan, kalian bisa bayar kapan? Dijawab sekitar dua hingga tiga bulan. Kemudian saya tanya istri ada duit berapa. Lalu saya telepon semua teman-teman, ada 10-12 orang," katanya.
Menurut salah satu pentolan aktivis 98 ini, teman-temannya percaya ke Adian, meski belum dijelaskan secara detail untuk apa uang tersebut akan dipergunakan.
"Mereka percaya, karena gue mabuk enggak, narkoba enggak, dugem enggak. Persoalan terbesar dalam hidup gue cuma rokok dan kopi. Itu duitnya kami kumpulkan dari jam 10 pagi sampai jam 4-5 sore. Diserahkan langsung dalam bentuk cash, di dalam kardus," katanya.
Adian tidak tahu mengapa para pekerja outsourcing di DPR itu memilih mengadu kepada dirinya. Namun yang pasti, Adian merasa para pekerja tersebut harus dialamatkan.
"Saya juga enggak tahu kenapa terpanggil menolong. Cuma saya ingat-ingat, dalam doa selalu panjatkan, berikan saya berkat buat hari ini dan kehidupan keluarga. Dalam doa juga saya sampaikan, bersedia menjadi berkat dari Tuhan untuk orang lain. Mungkin cara saya menjadi berkat buat masyarakat salah satunya begitu," pungkas Adian. (gir/jpnn)
Adian Napitupulu: Banjir Jakarta Karena Anies Tak Bisa Kerja