Adik-Adik yang Membanggakan
Tidak Dilengkapi Ending yang BaikMinggu, 09 Agustus 2009 – 06:15 WIB
Mengingat sampai jam 00.00 belum ada tanda-tanda akan ada penyelesaian, saya memutuskan untuk tidur. Hari itu (7/8) saya baru memperingati tepat dua tahun menjalani transplantasi hati. Masih harus menjaga diri agar jangan tidak tidur semalam suntuk. Saya menduga, penyerangan finalnya baru akan dilakukan pukul 03.00 atau 04.00. Sebagai orang yang pernah lama jadi wartawan saya hafal: polisi sering melakukan penyergapan penting pada dini hari.
Tapi saya tidak bisa tidur nyenyak. Pesawat TV memang tidak saya matikan. Mata saya menutup tapi telinga membuka. Jam 04.00 kurang, mata saya kalah dengan telinga. Saya ingin segera tahu apa hasil penyerangan final yang saya perkirakan sudah selesai dilakukan. Saya lirikkan mata yang masih mengantuk itu ke layar TV. Ternyata masih sama dengan sebelum saya tidur. Metro TV hanya menampilkan wawancara kurang menarik dengan pengamat intelejen. Mata sudah terlanjur melek. Iseng-iseng saya coba pindah ke TV-One. Terbelalak. TV-One menyajikan gambar dari jarak dekat. Bahkan, tak lama kemudian, TV-One mereportasekan adanya robot yang disuruh keluar masuk ke rumah persembunyian Noordin M. Top itu.