Adik Amrozi: Bendung WNI Gabung ISIS Lebih Gampang daripada...
”Adanya proyek bagi-bagi uang untuk mereka yang dianggap pernah nakal. Padahal, itu tidak menyelesaikan masalah,” ucap pria yang pernah tertangkap dengan tuduhan aksi terorisme tersebut.
Adik terpidana mati kasus bom Bali Amrozi, Ali Fauzi, menyebutkan, membendung WNI yang bergerak mengikuti ISIS sebenarnya jauh lebih mudah daripada menangkal mereka yang bergabung dengan JI.
”Tingkat kerahasiaan ISIS berbeda dengan JI. Kalau JI itu supersilent,” ujar alumnus kamp Mindanao tersebut saat dihubungi kemarin.
Menurut Ali, mungkin Badan Intelijen Negara (BIN) maupun BNPT sudah bisa mendeteksi mereka yang akan bergabung dengan ISIS di Syria. Persoalannya, tidak ada payung hukum untuk menangkap mereka. ”Berbeda dengan di Malaysia. Mereka bisa menangkap warganya yang hendak berangkat dengan tuduhan makar,” terangnya.
Bagaimana upaya BNPT mengikis pengaruh ISIS? Tim ahli BNPT Wawan Hari Purwanto mengatakan, ada sejumlah pelajar Indonesia yang telah bergabung dengan ISIS. Sesuai data BNPT, mereka merupakan pelajar Indonesia yang belajar di Yaman, Sudan, Arab Saudi, dan Mesir. ”Pelajar-pelajar di kawasan Timur Tengah,” ucapnya.
BNPT mulai mendeteksi arus pelajar Indonesia bergabung dengan ISIS beberapa bulan lalu. Dengan itu, BNPT berupaya mengantisipasi. Caranya, mereka bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) yang ada di setiap negara di Timur Tengah. ”Dengan mereka kami berkampanye agar bisa mencegah pelajar bergabung,” ujarnya.
BNPT sendiri memprediksi jumlah WNI yang telah bergabung dengan ISIS mencapai 500 orang. Ratusan orang itu campuran dari pelajar hingga orang yang telah berkeluarga. ”Perlu ditegaskan, ratusan orang ini sebenarnya bukan musuh. Mereka harus kita ajak untuk berkomunikasi sehingga bisa mengerti satu sama lain,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BIN Marciano Norman menerangkan, modus terbaru untuk bisa bergabung dengan ISIS memang menggunakan biro perjalanan. Untuk itu, BIN sedang menyelidiki kemungkinan terlibatnya biro perjalanan tersebut. ”Masih pendalaman,” katanya. (bil/bay/gun/idr/c9/kim)