Aduh, Harga Emas Merosot Tajam
jpnn.com - Harga emas tergelincir ke level terendah dalam lebih dari seminggu pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
Hal ini berbalik melemah dari kenaikan sesi sebelumnya, karena menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan ekuitas mendorong investor beralih ke aset-aset berisiko, mengurangi daya tarik emas.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi ditutup pada 1.803,40 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Selasa (20/7) harga emas berjangka terdongkrak 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.811,40 dolar AS.
Harga emas berjangka merosot 5,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.809,20 dolar AS pada Senin (19/7), merosot 14 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.815 dolar AS pada Jumat (16/7), dan menguat 4,0 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.829 dolar AS pada Kamis (15/7).
Lonjakan infeksi varian Delta COVID-19 yang menimbulkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global terhenti, telah membebani sentimen risiko dan memicu aksi jual ekuitas pada Senin (19/7/2021), tetapi saham dan imbal hasil obligasi sejak itu pulih, meredupkan daya tarik safe-haven emas.
“Ada napas lega dalam ekuitas, obligasi pemerintah dan minyak kembali naik. Ini adalah tanda-tanda perdagangan reflasi, yang tidak baik untuk emas," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Namun, Streible mengatakan reflasi dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan kenaikan inflasi adalah positif bagi perak, platinum dan paladium yang juga digunakan untuk aplikasi industri.