Aduuhh... Kalau Begini, PTDI Dimatikan Pemerintah Sendiri
jpnn.com - JAKARTA- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berusaha mati-matian agar pemerintah tidak mengalihkan pembelian Airbus Helicopters EC725 (Super Puma Family) kepada Agustawestland VVIPAW101.
Pasalnya, PTDI baru saja merengkuh laba setelah sekian puluh tahun merugi bahkan dipailitkan. Jika, pemerintah tetap ngotot mengalihkan pembelian heli AW101, PTDI dipastikan akan terpuruk kembali.
"Sebagai anak bangsa yang cinta tanah air, harusnya bangga memiliki teknologi dirgantara Indonesia. Heli Super Puma family didesain dan dibuat 100 persen anak bangsa. Iya kita kerja sama dengan pihak Airbus Perancis, tapi enginernya orang jebolan PTDI juga, jadi bukan orang asing," ungkap Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo kepada JPNN, Kamis (26/11).
Dia menyebutkan, dengan pengalihan EC725 ke AW101, tidak hanya berdampak pada PTDI saja, namun ke seluruh rakyat Indonesia.
"Airbus tentunya tidak semata akan menarik kerjasamanya hanya karena AW101, namun kami sebagai Industri strategis 100 persen milik rakyat Indonesia ini akan dipandang tidak mempunyai konsistensi maupun tidak komit untuk kerja sama yang lebih luas," bebernya.
Hal yang sama diungkapkan Komisaris PTDI Muhammad Yusuf Ateh. PTDI adalah milik bangsa dan satu-satunya teknologi kebanggaan rakyat Indonesia. Karena itu, PTDI mestinya didukung penuh dan bukannya dimatikan oleh bangsa sendiri.
"Jangan lupa saham PT DI itu milik 100 persen pemerintah artinya milik bangsa kita dan bukan bangsa asing. Aneh kalau bangsa sendiri malah tidak membelanya. Karakter inilah yang hilang dalam negara ini," serunya.
Ditambahkan Ateh, harus ada kebanggaan sebagai bangsa yang besar dan bisa mandiri. "Kalau industri dirgantara Indonesia ini tumbuh baru bisa bangkit bangsa ini. Jadi jangan malah PTDI-nya mau dimatikan oleh anak bangsa sendiri. Mana itu jiwa patriotnya, mana pula itu nawacita kalau kita malah bangga dengan produk asing," tandasnya. (esy/jpnn)