Agus Salim Pemimpin Rakyat, Sebuah Catatan
Oleh: Mohammad Ibnurkhalid - Praktisi Mediajpnn.com - Pekerjaan sebagai staf konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan hidup Agus Salim.
Setelah lulus terbaik dari Hogere Burgerschool (HBS), setara Sekolah Menengah Atas, Agus Salim sempat bekerja sebagai penterjemah, staf di perusahaan notaris dan Bereau voor Openbare Werken (BOW) atau Kementerian Pekerjaan Umum.
Penghasilannya sebagai karyawan apalagi staf konsulat Belanda di Jeddah lebih dari cukup. Bisa hidup layak dan menabung.
Sebenarnya ada keiginan untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi terutama fakultas kedokteran, salah satu pilihan adalah di Belanda.
Bahkan informasi Agus Salim sebagai lulusan HBS terbaik se-Hindia Belanda saat itu telah mendorong R.A. Kartini untuk mengalihkan bea siswa yang diperolehnya kepada Agus Salim.
Padahal Kartini tidak mengenalnya secara langsung. Namun tawaran menarik ini ditolak oleh Agus Salim muda yang saat itu memiliki semangat menyala.
Ia merasa pengalihan bea siswa dari R.A. Kartini itu tidak tepat diterima karena bukan dia yang mengajukan.
Persoalan ekonomi dan beasiswa yang belum terlihat hilalnya membuatnya mengambil peluang bekerja sebagai staf Konsulat Belanda di Jeddah sesuai saran dari ayahnya.