Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com
Webinar Kebudayaan Pra Kongres Persatuan Alumni GMNI

Ahmad Basarah: Pancasila Puncak Kebudayaan Bangsa Indonesia

Jumat, 23 April 2021 – 21:40 WIB
Ahmad Basarah: Pancasila Puncak Kebudayaan Bangsa Indonesia - JPNN.COM
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. Foto: Humas MPR RI

Dia mencontohkan di masa pandemi covid 19 ada kewajiban dalam setiap agama untuk membantu kesulitan terhadap sesama umat manusia.

Dalam Islam disebut zakat, di agama Katolik ada ajaran amal kasih. Di agama Kristen ada ajaran persepuluhan dan persembahan.

Di agama Hindu ada ajaran Dana dan Danapunya. Begitu juga dalam agama Budha ada ajaran Anisa Dana. Hal tersebut adalah implementasi dari sila Ketuhanan dan Kemanusiaan dalam Pancasila.

Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Hilmar Farid menekankan pentingnya pengembangan kebudayaan tradisional. Bahwa budaya nasional berakar pada tradisi dan kebudayaan tradisional. Pengembangan kebudayaan ini menjadi salah satu strategi dari Kemendikbud.

“Saat ini banyak orang yang tidak lagi bersentuhan dengan tradisi di masa lampau. Kita juga sudah lakukan perluasan kegiatan seni, pertunjukan festival dan lain-lain. Tujuannya adalah membangun interaksi masyarakat lebih luas. Intinya adalah membuka ruang interaksi luas dengan masyarakat, dan hasilnya alhamdulillah bagus. Yang jelas Kebudayaan Nasional tumbuh di dalam kerangka aksi. Kepribadian Nasional tak bisa tumbuh dalam ceramah, pidato dan lain-lain,  Ia harus dikerjakan dalam bentuk nyata," kata Wimar.

Sementara itu, Wiendu Nuryanti menekankan pentingnya menggarap generasi milenial sebagai kekuatan penopang kebudayaan. Maka strategi kebudayaan yang harus dilakukan adalah dengan menciptakan milenial sebagai agen pencipta. Hal lain yang juga disampaikan adalah pentingnya diplomasi kebudayaan.

Darmansyah Djumala, Duta Besar RI untuk Austria dalam tanggapannya  menekankan pentingnya membuat narasi baru tentang diplomasi kebudayaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri. Diplomasi budaya tidak hanya menampilkan produk kultural saja, melainkan menyuguhkan narasi baru, yaitu proyeksi terhadap nilai-nilai yang akan diproyeksikan ke luar negeri.

“Berpikir dan bersikap moderat dan toleran adalah jatidiri bangsa kita. Inilah yang saya sebut dengan proyeksi nilai-nilai yang harus dikembangkan dalam diplomasi kebudayaan," kata Dharmansyah Djumala.

Perjuangan kebudayaan adalah perjuangan membangun cipta, rasa dan karsa yang dalam konteks Indonesia berarti membangun jiwa, membangun jati diri dan kepribadian bangsa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News